VELICIA'S BIRTHDAY

97 12 0
                                    

Sejak kepulangan Pirentz dari New York dengan sikap canggungnya Velicia berusaha untuk menyingkirkan prasangka buruk yang selalu datang di pikirannya.

Ditambah lagi tak ada penjelasan apapun dari Pirentz , menandakan bahwa pikiran buruk itu hanya karena dirinya cemburu.

Velicia berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa hubungan mereka baik baik saja. Tak ada yang berubah dari semua, kecuali ia yang selalu kepikiran dengan hari dimana Pirentz pulang dan ia mendapati Pirentz melamun beberapa kali.

Rutinitas mereka berjalan seperti biasanya. Ia telah menyelesaikan ujian pendahuluan dengan sangat baik. Dan sekarang ia benar benar fokus pada ujian akhirnya untuk memperoleh gelar sarjana.

Pirentz juga sedang sibuk dengan pameran properti terbesar di dunia. Maka dari itu mereka hanya lebih sering bertukar pesan dan melakukan video call.

Kesibukan Velicia membuatnya melupakan hari ulang tahunnya sendiri. Ditambah tak ada ucapan dari teman temannya membuat ulang tahunnya benar benar dilupakan.

Petang harinya ia baru tiba di apartemen, setelah setengah hari berburu buku - buku di pasar loak. Dia membutuhkan banyak referensi untuk tugas akhirnya.

Dering ponsel menyita perhatiannya dari laptop. Ia melihat panggilan masuk dari telpon rumahnya. Ia segera menjawabnya.

"Happy Birthday my Velly"ucap ayah dan ibunya di seberang.

"Astaga, jadi aku ulang tahun hari ini? Aku benar benar lupa".

"Tuhan memberkatimu sayang. Doa kami selalu menyertaimu"kata ayahnya.

"Aku sangat merindukan kalian, Mom.! Dad"ucap Velicia serak.

"Kau bisa berkunjung sayang"kata ibunya.

"Maafkan aku mom. Aku belum bisa pulang. Aku harus cepat selesai dengan ujian akhir supaya kalian bangga".

"Hei, kami tak memaksamu. Istirahat sejenak jika kau lelah sayang".

Velicia terdiam. Runtuh sudah pertahanannya. Ia menangis dalam diam.

"Aku...aku merindukan kalian"ucapnya terbata.

"Maka pulanglah sayang".

"Tidak. Aku akan pulang sebentar lagi. Dengan gelar sarjana. Aku akan bekerja keras jadi kalian berdua tak usah bekerja lagi".

"Dasar keras kepala. Mom dan Dad tidak memintamu untuk itu".

"Aku hanya ingin kalian tahu aku menyayangi kalian".

"Belilah makanan yang enak dan nikmati malammu. Istirahatlah. Jangan begadang nanti kau sakit".

"Ya Dad. Aku ingin melakukannya sekarang".

Setelah mengakhiri percakapan di telepon, Velicia menyeka airmatanya dan memesan makanan secara online.

Ia mandi sambil menunggu pesanannya. Ia mengenakan sweater maroon dan hotpants hitam. Rambutnya di kuncir ke atas. Ia melihat wajahnya di cermin dan tertawa. Aku bahkan tak ingat ulang tahunku.

Dering ponsel mengalihkan pikirannya. Nama Nancy muncul di layar.

"Vel, tolong aku"ucap Nancy dengan suara lemah.

"Apa yang terjadi dan kau dimana??"tanya Velicia cemas.

"Aku akan mengirimkan lokasinya. Cepatlah. Aku..."..panggilan terputus.

Tak lama kemudian notifikasi chat masuk. Alamat Sebuah lokasi. Velicia segera mengganti celananya dengan jeans hitam dan memakai sneaker.

Ia memesan taksi online. Beruntung taksi telah ada di depan apartemen jadi ia tak menunggu lama.

Ia tiba di sebuah restoran mewah. Tapi tempat itu agak gelap. Ia melihat chat yang dikirim tadi. Benar ini lokasinya. Ia melihat GPS Nancy. Benar disini.
Ia menghampiri seorang pelayan yang baru saja keluar.

"Bisakah aku menemukan tempat ini?".

Pelayan mengangguk.
"Mari aku akan mengantarkan nona".

Velicia berjalan mengikuti pelayan tersebut. Lift membawa mereka naik setelah pelayan menekan tombol.

Velicia ingin bertanya tapi ia canggung. Biarkan saja,yang penting Nancy sekarang.

Mereka tiba di sebuah lorong.

"Silahkan nona berjalan lurus. Nanti diujung lorong ini ada pintu. Buka saja dan teman anda ada disitu".

Velicia ingin bertanya tapi pelayan itu segera turun..

Velicia berjalan cepat menuju ujung lorong. Benar ada sebuah pintu. Ia segera membukanya dengan cepat.

"SURPRISEE!!!!
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU VEL".

Velicia sangat terkejut dengan kejutan ini. Rooftop resto ini didekorasi dengan mewah.
Semua ada disana. Orangtua Pirentz, Patrice, Noel, Jose, Brady dan tentu saja Nicky dan Nancy.

Velicia menutup mulutnya tak percaya. Pirentz menghampirinya dan memeluknya serta mengecup bibirnya singkat.

"Happy Birthday sayang. Semoga kau suka".

"Ini berlebihan Rentz. Tapi terima kasih. Aku mencintaimu".

Orang tua Pirentz mendekatinya dan memeluknya. Ibu Pirentz mencium pipinya.
"Happy Birthday sweety.,semua yang terbaik menjadi milikmu".

"Thanks Mom..love you more".

Bergantian mereka semua memberi ucapan selamat dan ciuman hangat untuk Velicia.

Pirentz segera menarik tangannya menuju meja. Sebuah kue ulang tahun mewah dan lilin yang sudah menyala menandakan Velicia harus meniupnya sekarang.

Pirentz berdiri disampingnya dan menggenggam tanganya.

"Make a wish Vel".

Velicia menutup mata dan membuat sebuah harapan di hari ulang tahunnya.
Setelah itu ia meniup lilin diiringi tepuk tangan kehebohan dari sahabat sahabatnya.

Ia mengambil sepotong kue dan menyuap kedua orang tua Pirentz terlebih dahulu.

Kehebohan mereka tiba tiba berhenti. Bagaimana tidak, mereka menyangka ia akan menyuap Pirentz terlebih dahulu.

"Thanks Mom, Dad sudah melahirkan, membesarkan dan mendidik seorang Pirentz dengan sempurna.
Thanks Mom, Dad sudah menerima aku dan Pirentz dalam hubungan ini. Berbahagialah selalu. Aku menyayangi kalian" Velicia mencium pipi kedua orangtua Pirentz.

Ibu Pirentz berurai airmata. Ia menangkup kan kedua telapak tangannya di pipi Velicia.

"Kata hatiku tak pernah salah sweety sejak pertama aku bertemu denganmu. Kalaupun kau tak berjodoh dengannya,.tetaplah menjadi anakku".

Ayah Pirentz mengangguk kagum. Pirentz terpaku melihat kejadian singkat ini.

Kau luar biasa Vel. Bagaimana bisa aku menyakitimu. Kau tak akan pernah bisa ditebak. Kau selalu penuh kejutan. Aku mencintaimu.

"Apa yang ibu katakan?"ucap Pirentz.

"Velicia dikirim Tuhan tepat untukku. Kami pasti akan menjadi keluarga paling bahagia di dunia. Seperti ayah dan ibu kami akan menua bersama sampai maut memisahkan"jelas Pirentz.

"I know Rentz. Turunkan nada suaramu, ini Mom dan Dad. Aku mencintaimu dan akan selalu seperti ituselamanya".
Pirentz meraih Velicia dalam pelukannya.

"Thanks Vel. Sudah percaya padaku. Aku begitu yakin saat pertama bertemu denganmu dan akan selalu begitu".

Mereka menikmati semua hidangan yang disajikan khusus. Memang Pirentz sengaja membuat party kecil untuk Velicia. Ia ingin hubungan mereka cepat pulih seperti semula, meskipun ia belum menemukan momen yang tepat untuk jujur pada Velicia.

Tapi ia berharap setelah ini ia punya kesempatan untuk mengatakan segalanya.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now