NOEL'S PARTY

77 13 0
                                    

Memasuki tahun baru dan semester baru membuat Pirentz dan Velicia sama-sama sibuk.

Setiap minggu Pirentz harus menghadiri rapat awal tahun di setiap anak perusahaannya sedangkan Velicia sibuk mempersiapkan diri untuk program magang yang sebentar lagi tiba.

Kesibukan ini yang membuat mereka jarang bertemu tapi selalu rasa percaya satu sama lain menguatkan ikatan cinta mereka.

Kring!!!

Dering panggilan masuk pada layar ponsel membuat Velicia menoleh untuk melihat siapa yang meneleponnya. Ia tersenyum dan menekan tombol hijau.

"Aku merindukanmu Vel".

"Maka temui aku sekarang Rentz".

"Jam 7.00 malam  nanti aku akan menjemputmu. Berdandanlah sedikit".

"Apa ini serius Rentz?".

"Aku tidak bercanda sayang".

"Aku tidak percaya Rentz".

"Kalau begitu terserah kau saja Vel".

Pirentz menutup teleponnya. Tepat pukul 7.00 malam Pirentz sudah berada di apartemen Velicia.

Ting!!!

Pirentz segera masuk dan duduk di sofa. Tak lama kemudian Velicia keluar dari kamarnya dengan gaun body shape berwarna maroon , clutcbag senada dan rambut yang digerai.

"Kau memang nyonya Ronalds sekarang"puji Pirentz.

"Apa kau sudah tiba dari tadi?".

Velicia mencium pipi Pirentz singkat.

"Kita berangkat sekarang, nanti terlambat".

Pirentz meraih tangan Velicia lalu melangkah keluar.

Mereka tiba di sebuah mansion mewah di Barat Boston. Banyak tamu undangan telah hadir. Velicia mengedarkan pandangan untuk melihat apa dia mengenal seseorang.

Dengan menggandeng tangan Velicia, keduanya berjalan ke dalam ruangan yang sangat luas dipenuhi dekorasi indah dan aneka makanan dan minuman tersaji di sepanjang sisi ruangan.

Alunan Musik mengalun lembut. Pirentz menggenggam tangan Velicia dan berusaha menemukan seseorang. Kemudian matanya terpaku pada pria tampan di ujung tangga, Pirentz menghampirinya.

"Happy Birthday little Noel".

Noel tersenyum lalu terkejut saat melihat Velicia.

"Vel apa itu kau?".

Velicia tersenyum.

"Jadi kau yang berulang tahun? So, Happy Birthday Noel" balas Velicia.

"Apa kalian saling mengenal?"tanya Pirentz.

"Tentu saja. Kami satu kampus. Tepatnya satu kelas"jawab Noel.

"Berarti kini aku tak cemas lagi, saat aku jauh darinya ada dirimu"kata Pirentz senang.

Seorang pria paruh baya tapi masih terlihat tampan menghampiri mereka. Pirentz memeluknya erat.

"Hai uncle , ini Velicia kekasihku".

Pirentz memperkenalkan Velicia.

"Senang bertemu denganmu cantik".

Velicia tersenyum lalu mencium pipi uncle Gerald, ayah Noel.

"Berdansalah denganku".

Kata Tuan Gerald sambil mengulurkan tangan pada Velicia.

"Tapi aku tidak tahu caranya uncle".

Jawab Velicia jujur dan terlihat malu-malu.

"Aku yang akan menuntunmu. Kau hanya perlu memegang tanganku dan tersenyum".

Velicia menatap Pirentz meminta persetujuan kekasihnya itu. Dan Pirentz mengangguk.

Kemudian ia mengulurkan tangannya pada Tuan Gerald. Mereka  menuju ke tengah ruangan yang luas. Musik klasik mengalun mengiringi langkah kaki mereka.

Pirentz terus menatap Velicia yang tersenyum sambil berusaha melangkahkan kakinya yang kaku mengikuti arahan Tuan Gerald. Semua mata memandang mereka di tengah lantai dansa itu.

"See,Velicia benar-benar mencuri hati semua orang"kata Noel.

"Kamu benar. Sebelumnya Daddymommy dan Patrice"sahut Pirentz.

"Wah! Aku benar-benar ketinggalan berita besar. Dia luar biasa".

Kata  Noel dengan ekspresi sedikit terkejut karena secepat itu Pirentz telah memperkenalkan Velicia pada orang tuanya. Ini berarti dia memang serius. Pikir Noel.

Tiba-tiba Bradley dan Jose menghampiri mereka.

"Aku kira kalian tidak datang"kata Noel.

"Kau akan tahu  kalau kau sudah lulus kuliah nanti"jawab Jose.

"Selamat ulang tahun untukmu".

Bradley dan Jose memeluk Noel.

"Silahkan nikmati pesta ini. Aku akan menyapa teman-temanku".

Lanjut Noel meninggalkan sepupunya. Velicia menghampiri mereka setelah berdansa dengan Tuan Gerald.

"Hai Vel, Kau semakin cantik saja".

Goda Jose sambil melirik Pirentz.

"Itu karena kau sangat sibuk hingga tak pernah menyapaku".

"Apa kabar Vel?".

Giliran Bradley yang tak mau kalah.

" Seperti yang kau lihat Brad. Dimana Nichole dan Nancy?".

"Nichole sedang fokus untuk skripsinya. Aku sudah mengajaknya tapi dia tidak bisa"jawab Bradley.

"Nancy ada acara dengan keluarga besarnya jadi dia tak bisa hadir"tambah Jose.

"Tak apa yang penting kalian baik-baik saja aku senang mendengarnya"jawab Velicia.

"Maaf tapi kalian silahkan bersenang-senang karena aku akan menghabiskan waktuku dengan gadisku ini".

Sela Pirentz sambil menyisipkan tangan di pinggang Velicia.

Mereka berjalan menuju arena lantai dansa. Musik slow romantis mengiringi langkah pelan mereka di lantai dansa. Pirentz meletakkan kedua tangannya di pinggang Velicia, sedangkan Velicia melingkarkan kedua tangannya di leher Pirentz sambil bergerak perlahan mengikuti irama lagu yang diputar.

"Aku mencintaimu Vel".

Bisik  Pirentz mesra di telinga Velicia.

"Aku juga. Tetap jaga perasaan kita seperti ini. Apapun yang terjadi mari hadapi bersama Rentz".

"Tentu saja. Cepat lulus kuliah agar kita segera menikah. Aku tidak tahan selalu jauh darimu".

"Maka bantu aku untuk menyelesaikan kuliahku dengan cepat".

Pirentz menunduk dan mencium bibirnya singkat. Muka Velicia memerah.

"Banyak orang melihat kita Rentz.Aku malu".

"Tak usah pikirkan kata orang, cukup lihat aku saja sayang".

Velicia mencubit punggung Pirentz. Pirentz tertawa dan memeluknya erat.

"Kau akan membayar untuk cubitan ini sayang"ujar Pirentz.

Mereka berdua tertawa. Dari kejauhan Bradley  dan Jose memandang mereka dengan tersenyum.

"Mereka benar-benar  bahagia Jos"ucap Bradley.

"Kau benar Brad, aku harap akan seperti ini selamanya"ujar Jose.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Место, где живут истории. Откройте их для себя