HATE YOU

600 27 3
                                    

Pengumuman dari pengeras suara mengagetkan Velicia dari lamunannya. Ia membuka matanya dan merapikan dirinya. Para penumpang pesawat penerbangan New York diminta untuk segera naik ke pesawat.

Velicia berdiri dan menarik napas panjang. Ia mulai berjalan menyusuri gate yang akan membawanya ke pesawat. Sepanjang perjalanan ia melihat keluar bandara yang dibatasi lapisan dinding kaca.

Terima kasih Boston. Aku punya banyak kenangan di sini. Awalnya aku datang untuk cita-cita. Tapi kemudian engkau menawarkan persahabatan dan cinta. Aku menikmati semuanya sehingga aku lupa akan diriku sendiri. Ini mungkin terakhir kalinya aku disini,aku tak akan pernah lagi menginjakan kakiku di sini.
Aku ingin datang lagi tapi kau menyimpan seseorang yang kini kubenci dengan seluruh hidupku.

Tak terasa ia tiba di tangga pesawat. Ia masih menoleh dan melihat sekeliling bandara. Bahkan pandangan jauh pada kota Boston. Ia menghirup banyak oksigen lalu menghembuskannya cepat.

Ia melangkah ke dalam pesawat dan duduk di kursinya. Sekali lagi ia memandang keluar jendela. Langit Boston sudah gelap. Hanya kelap kelip lampu kota yang terlihat cantik di kejauhan.

Selamat tinggal Rentz. Aku membencimu. Aku membencimu sebesar aku mencintaimu. Aku berjanji pada diriku sendiri. Mulai hari ini kita adalah orang asing. Entah suatu hari kita bertemu atau di kehidupan berikutnya.
Aku membencimu melebihi apapun di dunia ini. Aku pergi dengan luka yang sangat menyakitkan. Kau bahkan tak tahu seberapa besar kesakitan ini.
Tapi aku pastikan karma akan berlaku dengan adil pada waktunya.

Perlahan pesawat mulai bergerak,Velicia memejamkan matanya. Menggigit bibirnya kuat-kuat kala semua memori di Boston berputar layaknya kaset di kepalanya.

Ia tak memikirkan apapun,ia membiarkan pikirannya mengendalikan dirinya.

Karena jujur saja,ia sangat lelah untuk sekedar mengingat apa yang terjadi hari ini beruntun menghantamnya.

Ia memeluk dirinya sendiri. Aku Velicia yang kuat. Aku pasti bisa.

Sementara itu , Pirentz baru saja tiba di apartemen Velicia. Ia buru-buru naik ke atas. Ia membunyikan bel tapi tak ada sahutan. Ia menelepon Velicia tapi ponselnya tidak aktif.

Ia menelepon  Nancy untuk menanyakan keberadaan Velicia tapi Nancy menjawab ia tak tahu. Ia meminta nomor PIN dan membuka pintu. Tak ada apapun. Semua masih sama. Ia menuju kamar Velicia dan mendapati keadaan yang sama.

Pirentz keluar dan melajukan mobil menuju semua tempat favorit Velicia. Sama saja. Ia tak menemukannya dimana pun.

Ia berjalan kembali menuju mobil, tempat terakhir yang ia pikirkan adalah rumah pemberiannya pada ulang tahun Velicia.

Mungkin ia pindah kesana. Pikirnya.

Buru-buru ia segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Tiba di sana ia meletakkan tangannya pada scanner lalu masuk ke dalam.

Sepi.

Ia melangkah menuju ruang tengah. Matanya terpaku pada map diatas meja. Ia menunduk dan memastikannya.

Degg!!!

Ini adalah dokumen kepemilikan rumah yang ia berikan pada Velicia.

Pikirannya mulai tak karuan. Ia lalu melihat secarik kertas disamping dokumen. Ia meraihnya dan dua benda jatuh kelantai.

Ya. Kalung dan cincin mahal yang pernah ia berikan pada Velicia dengan momen yang manis.

Pirentz menjambak rambutnya kasar. Ini tidak mungkin.

Ia mengambil ponsel dan menghubungi nomor Velicia. Masih tidak aktif. Pirentz menelepon Noel lagi.

"Apa Velicia sudah menghubungimu ?".

"Belum. Ponselnya tidak aktif."

"Apa dia mengatakan sesuatu padamu tadi ? "Pirentz bertanya.

"Tidak sama sekali. Dia pamit pada mom tapi katanya hanya sebentar"terang Noel.

Pirentz terdiam.

"Apakah Velicia pergi?".

"Tapi dia pasti pamit padaku dan Nancy".

"Pesan yang dia kirim padamu"tanya Pirentz.

Noel diam.
Ia baru ingat chat terakhir dari Velicia.

"Apa itu artinya dia sudah pergi?"Noel bertanya.

"Tidak Noel. Dia tidak boleh pergi".

"Lalu kau ingin dia bagaimana?" Noel mulai emosi.

"Semua ini karena dirimu. Kau bahkan melukainya tadi pagi. Hari bahagianya bahkan ada luka di sana. Kenapa setiap kemunculanmu harus menjadi airmata untuknya?".

Pirentz terdiam. Ia mengingat kembali saat ia dan Anna meninggalkan Velicia di lorong kampus.

Ia bahkan tak menoleh untuk melihat keadaan Velicia sama sekali. Hatinya teriris. Ia menyesal.

Pirentz menutup teleponnya . Ia meremas rambutnya kasar. Vel,dimana dirimu. Aku ingin melihat wajahmu. Aku merindukanmu.

Pirentz bangkit dan menuju tangga. Ia masuk ke kamar tempat ia dan Velicia menghabiskan waktu bersama. Diatas kasur ia melihat tas besar dan banyak paperbag. Ia tahu apa isinya.

Dia mengambil beberapa pakaian dan memeluknya. Dia menghirup aroma parfum Velicia yang tertinggal disana.

Dia menangis.

Dimana aku harus mencarimu? Jangan tinggalkan aku seperti ini Vel. Maafkan aku. Maafkan aku. Aku mencintaimu Vel. Dengar aku....aku mencintaimu. Aku ingin dirimu.

Pirentz meninggalkan rumah itu ketika sudah larut. Dia pulang ke rumah orangtuanya. Dia hanya butuh dekapan ibunya.

Ia baru saja masuk ke dalam rumah. Ibu dan ayahnya sudah menunggunya. Pirentz berjalan lunglai. Penampilannya berantakan.

"Mom...".

Ia merebahkan kepalanya di pangkuan ibunya dan menangis seperti anak kecil.

"Tadi siang Velicia ke sini"kata ibunya.

Pirentz refleks mengangkat kepalanya.

"Apa dia mengatakan sesuatu pada ibu?".

"Dia hanya mengucapkan terima kasih. Tapi sekarang ibu tahu kenapa dia pergi".

Pirentz menatap ibunya.

"Semua kesalahan ibu. Sebenarnya ia baik-baik saja sampai seorang pelayan datang dan mengatakan pakaian Anna sudah dibereskan. Velicia langsung pamit dengan buru-buru. Kau tau apa artinya itu Rentz?".

Pirentz terduduk dengan lemas.

"Apa yang harus kulakukan Vel?".

"Maafkan aku".

"Aku akan mencari mu sampai ke ujung dunia".

"Aku mencintaimu".

"Mom! Dad ! tolong aku".
Pirentz bicara tanpa berhenti.

"Istirahatlah dan tenangkan pikiranmu". Kata ibunya.

"Kau pasti bisa menemukannya sayang".

"Saat seseorang disamping kita, kita tidak tahu seberapa berarti dirinya sampai saat dia pergi dari sisi kita"lanjut ayahnya.

Pirentz berjalan ke kamarnya. Ia berdiri dan menatap keluar jendela.

Dimanapun dirimu saat ini Vel, aku akan menemukanmu suatu hari nanti. Aku mencintaimu.

**** END****

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now