ANOTHER FACT

147 16 1
                                    

Setelah pengakuan Pirentz semalam, hubungan keduanya menjadi lebih mesra.

Pirentz sangat bahagia atas respon yang diberikan Velicia. Apa yang paling mendasar dari sebuah hubungan?

Kepercayaan!

Kelapangan hati untuk saling menerima seberapa besar baik dan buruknya pasangan kita. Dan, keduanya kini melakukan itu.

Pirentz bangga pada sosok Velicia, walau usianya masih setengah dewasa tapi kepribadiannya sangat dewasa.

"Tuhan ,terima kasih telah memberikan anugerah terindah dalam hidupku setelah luka".

Ucap  Pirentz dalam doanya pagi ini.

Mereka telah lengkap di meja makan untuk sarapan. Raut wajah mereka berenam tampak sama. Penuh dengan senyum .

Tapi ada yang berbeda dari posisi duduk mereka. Jika tadi malam para gadis duduk bersisian begitu juga pria di sisi meja yang lain maka pagi ini terlihat Bradley  di samping Nichole, Jose disamping Nancy dan tentu saja Pirentz disamping Velicia.

"Sepertinya ada yang aneh".

Pirentz membuka percakapan. Mereka saling memandang satu sama lain.

"Maksudmu?".

Timpal Jose.

"Kenapa kau dan Bradley terlihat aneh di mataku?"lanjut Pirentz.

"Aku rasa tak ada yang aneh. Kau saja yang berlebihan Rentz".

Ujar Velicia menatap Pirentz.

"No Vel. Kau tak mengenal  dua sobatku ini lebih baik dariku".

Pirentz tersenyum menatap Bradley dan Jose bergantian.Bradley menatap Nichole sejenak lalu meletakan sendoknya dan berdiri. Mereka semua keheranan.

"Alright. Kau  benar Rentz. Aku ingin memberitahukan ini pada kalian tapi sebelumnya maafkan aku.Sebenarnya aku dan Nichole sudah berkencan sebulan yang lalu".

Bradley meraih tangan Nichole dan menggenggamnya erat.

" Woaahhh,lihat aku benar kan?".

Pirentz menatap Bradley dengan mata berbinar.

"Selamat ya, Nicky kau berutang banyak penjelasan padaku"sambung Velicia.

"I know Vel. Maafkan aku. Aku tak bermaksud menyembunyikan ini darimu" Kata Nichole.

Pirentz menoleh ke arah Jose yang terlihat gugup dan tegang.

"Giliranmu man".

Tunjuk Pirentz pada Jose.
Jose menegakkan punggungnya dan menarik napas.

"Aku dan Nancy tadi malam...".

Jose menjeda ucapannya.

"Aku dan Nicky melihat mereka berciuman di dekat kolam renang".

Ujar Bradley tertawa, Nichole mencubit lengan Bradley sehingga pria itu meringis.

"Perfect couple".

Pirentz berdiri dan bertepuk tangan.

"Terima kasih sayang,kehadiranmu membawa dewi cinta pada dua sahabat brengsekku ini".

Pirentz mencium bibir Velicia singkat dan itu membuat Velicia terkejut, wajahnya merona merah.

"Kau berlebihan Rentz".

Velicia memukul lengan Pirentz.

"Vel aku minta maaf belum sempat memberitahukan ini padamu. Sebenarnya tadi malam aku menunggumu sampai ketiduran"ucap Nancy.

"Ya iyalah,Velicia harus mendengarkan pengakuan dosa seseorang "timpal Jose.

"Ternyata aku ketinggalan berita utama".

Ujar Bradley menatap Pirentz. Pirentz menggeram kesal.

"Kalian berdua akan membayar untuk ini"ancam Pirentz.

"Ohh !! I'm scarry  Jos!".

Bradley mengejek Pirentz. Pirentz segera menyambar tangan Velicia dan membawanya keluar sedangkan Nicky dan Nancy menatap kesal kepada kekasih mereka.

"Kalian berdua keterlaluan".

Kata Nicky sambil berdiri lalu meninggalkan meja makan. Bradley mengejarnya.

"Jangan khawatir ini hal yang biasa bagi kami honey".

Bujuk Bradley. Sementara Nancy menatap dongkol pada Jose.

"Dia yang mulai duluan sayang"ujar Jose.

"Terserah kau saja".

Nancy menuju kamar mereka. Jose mengikutinya dari belakang dalam diam. Ia takut jika ia berbicara Nancy akan semakin kesal.

Sementara itu Pirentz membawa Velicia menuju kolam renang. Terdapat gazebo di pinggir kolam, mereka duduk bersisian.

Pirentz merebahkan kepalanya di pangkuan Velicia. Velicia menyisir rambutnya dengan lembut. Pirentz menengadah dan menatapnya mesra. Velicia tersenyum dan menundukkan kepala lalu mengecup bibirnya singkat. Keduanya tertawa.

"Aku ingin seperti ini setiap saat Vel"ucap Pirentz.

"Aku juga Rentz tapi kau harus bekerja dan aku juga kuliah".

"Ayo menikah. Berhenti kuliah. Kau takkan kekurangan apapun".

""No Rentz. Aku memiliki impianku sendiri. Kita akan menikah saat impianku tercapai. Aku juga ingin sukses sepertimu".

"Setelah menikah kau boleh mengejar impianmu sayang".

"Tetap tidak bisa sayang, segalanya sudah aku rencanakan. Semua tahapan hidupku. Jangan menggodaku karena tak akan mempan".

"Kau keras kepala Vel".

"Bukan keras kepala tapi teguh pada prinsip".

"Terserah kau saja, asalkan tetap di sisiku selalu. Aku akan mendukung apapun itu".

Pirentz bangkit lalu mencium bibir yang baru saja berdebat dengannya.
Ia melumatnya kasar membuat Velicia mendesah dan mencengkeram sudut kemeja Pirentz erat. Mereka melepaskan ciuman setelah napas mereka sesak oleh gairah.

"Ayo ke dalam,aku haus"ujar Velicia.

Ketika melewati ruang televisi tampak Bradley sedang berciuman dengan Nichole. Pirentz menutup mata Velicia sambil menuntun Velicia menuju dapur.

"Jangan kotori rumahku Brad".

"Oh ya, lalu apa yang barusan kau lakukan di gazebo? Apa kau lupa dinding kaca disampingku?"balas Bradley.

"Sial!!" umpat Pirentz sambil berlalu.

"Rentz biarkan saja. Mereka juga sedang jatuh cinta sepertimu"kata Velicia sambil memeluk Pirentz di dapur.

"I know dear. Aku hanya senang menggoda mereka. Aku bahagia melihat mereka menemukan tambatan hati mereka.Aku tak seburuk yang kau pikirkan. Jangan cemaskan apapun sayang"ujar Pirentz panjang lebar.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now