24. Berubah

36.3K 2.9K 6
                                    

"Saat hidup kembali terus mematahkan ku, lalu bukankah wajar jika aku tidak mempercayai siapapun?"
- Kanaya Belva Anastasya

"Saat hidup kembali terus mematahkan ku, lalu bukankah wajar jika aku tidak mempercayai siapapun?"- Kanaya Belva Anastasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini Naya kembali bersekolah setelah hampir empat hari meliburkan diri.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, Naya hanya memasang wajah datar. Tidak ada ekspresi apapun yang ia tunjukkan.

Naya yang biasanya selalu ceria dan periang, sekarang di gantikan dengan Naya yang pemurung dan pendiam.

Naya yang minim ekspresi. Wanita itu berjalan menunduk, tidak ingin melihat siapapun.

Kejadian malam itu berhasil merubah Naya menjadi seperti ini. Kejadian itu berhasil merenggut mahkotanya sekaligus kehidupannya.

Naya tiba di kelas dengan masih menundukkan kepala. Ia duduk di kursi, lalu meletakkan ransel di atas meja. Naya langsung menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan. Bahkan ia sama sekali tidak menghiraukan tatapan aneh dari teman-teman sekelasnya.

Mereka tidak berhenti menatap Naya. Pasalnya ini pertama kalinya mereka melihat Naya yang seperti sekarang. 

Viona yang sejak tadi mengobrol bersama Agatha pun beralih mendekati Naya kemudian duduk di sampingnya.

Ia memicingkan mata. Tidak biasanya Naya seperti ini. Mau sebesar apapun masalah di rumahnya, Naya pasti tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada orang-orang.

Lalu sekarang? Apa yang membuat sahabatnya seperti kehilangan semangat hidup?

Masalah apa yang membuat Naya seperti ini?

"Naya, lo ada masalah?" tanya Viona hati-hati.

Hening, tak ada jawaban dari wanita itu

Viona kembali berbicara. "Nay, gue pernah bilang kan, kalau lo ada masalah, lo bisa cerita sama gue. Kalau gue gak bisa kasih solusi, seenggaknya gue bisa jadi pendengar yang baik buat lo."

"Nay...." Viona bergerak mengusap kepalanya.

"Cerita sama gue, Nay."

Hening. Naya masih bungkam

Agatha ikut bergabung dengan mereka. "Nay, lo sakit? Muka lo pucat banget," timpal Agatha memperhatikan wajah Naya di depannya.

Naya menggeleng tetap dengan posisinya. "Aku gapapa, Ta, cuma gak enak badan aja."

"Gak biasanya lo kayak gini, Nay. Gue yakin lo ada masalah," tegur Viona yakin.

Ia sudah mengenal Naya bertahun-tahun. Sangat mudah menebak apa yang terjadi pada Naya. Dan saat ini sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.

Naya mengangkat kepalanya. Menatap mereka berdua secara bergantian. Matanya sembab karena semalam terus menangis.

"Na--" ucapan Viona terpotong karena Naya langsung memeluk tubuh gadis itu dan menangis.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang