54. Donor mata

55.9K 4K 262
                                    

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari kemudian...

"Ayah... kapan Ayah mau cariin aku donor mata?" Raina bertanya dengan nada putus asanya. Ia tidak bisa berlama-lama dalam kondisi seperti sekarang.

"Sabar, Ra, Ayah juga lagi nyari. Gak gampang cari orang yang mau bersenang hati mendonorkan matanya untuk kamu," jawab Andi berusaha membuat Raina mengerti.

"Apanya yang susah? Ayah punya uang, kan? Tinggal suruh orang aja buat cariin donor mata untuk aku."

"Masalahnya gak segampang itu. Kamu ngertiin Ayah dong, Ayah juga lagi berusaha."

"Ayah gak pernah perduli sama aku! Atau Ayah senang liat aku kayak gini? Ayah mau aku buta selamanya?!!" Bentak Raina emosi hingga suaranya terdengar keluar kamar, membuat Ana langsung berlari panik menghampiri Anak dan suaminya.

"Sayang, kenapa kamu teriak-teriak?" tanya Ana ketika masuk ke dalam kamar Raina. Ana mendudukkan dirinya di samping gadis itu.

"Bunda... Ayah gak mau cariin aku donor mata," adunya.

Ana segera menatap Andi yang duduk di depannya. Ia mengerutkan kening, seperti meminta penjelasan.

"Ayah bukannya gak mau cari, tapi jaman sekarang siapa yang mau donorin matanya secara suka rela?" balas Andi seakan paham arti tatapan Ana.

Ana tampak berpikir. Ia membenarkan ucapan suaminya. Tapi Ana juga tidak mau membiarkan Raina terus seperti ini. Ia tidak tega mendengar tangisan Raina setiap malam, yang meminta agar bisa melihat kembali.

Gadis itu selalu menangis diam-diam setiap malamnya, dan tangisan itu membuat Ana tidak bisa hanya tinggal diam saja.

Saat sedang berperang dengan pikirannya, seketika satu nama terlintas di benak Ana. Seseorang yang mungkin saja bisa mengembalikan penglihatan putrinya.

Naya.

Ya, jika Ana yang meminta, Naya pasti tidak akan bisa menolaknya. Bukankah seorang anak harus berbakti kepada kedua orangtuanya?

Setelah menemukan ide konyol itu, Ana langsung tersenyum begitu lebar pada Andi yang sedari tadi menatapnya tak mengerti.

"Aku tau siapa yang bisa donorin matanya buat Raina," ujarnya bersemangat.

"Siapa?" tanya Andi mengangkat sebelah alisnya.

"Siapa, Bunda? Siapa orang itu?" timpal Raina tak kalah penasaran.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang