52. Usai

54.8K 3.7K 183
                                    

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek...

"Ka-kalian.. ngapain...." Suaranya hampir tak sampai.

Naya berdiri mematung, memandang tak percaya pada dua orang yang sedang tidur berpelukan itu, dengan tubuh yang masih sama-sama tidak terbalut sehelai benang pun. Ia mengucek matanya, berharap kejadian di depannya ini tidaklah nyata. Namun, semua tetap tidak berubah.

Naya menatap mereka berdua bergantian. Di mana, Alvin dan sahabatnya, Viona, tidur terlelap dengan keadaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Ka-kalin... Al...." Perempuan itu menahan tangisnya agar tidak pecah, hatinya belum bisa menerima apa yang kini ia lihat.

Alvin yang semula terlelap, seketika langsung membuka mata ketika mendengar suara yang tak asing baginya. Mereka berdua menatap ke arah pintu, keduanya sama-sama terkejut melihat Naya dengan pakaian hitamnya menatap dengan mata berkaca-kaca.

Alvin langsung melepaskan pelukannya, menatap Viona terkejut. "Lo ngapain di sini?" tanyanya, lalu meneliti keadaan gadis itu. "Apa yang lo lakuin? Apa...? Nggak. Kita gak mungkin ngelakuin, kan?"

Naya tidak bisa mengatakan apa pun lagi, rasanya sekarang ia menjadi orang ketiga yang tidak sengaja mengganggu hubungan orang lain. Ia malu, rasanya sangat malu melihat dua manusia yang ia percaya malah bekerja sama untuk membuat dunianya hancur begitu saja.

Ia ingin marah, tapi entah pada siapa. Akhirnya Naya hanya bisa merutuk dirinya sendiri, meneriakkan kalimat makian bahwa dirinya memang tidak pantas untuk bahagia.

Naya mencoba mengambil napasnya lebih dalam, jari miliknya sekarang terkepal kuat hingga menampakkan urat di kulit putihnya.

Viona menunduk, merapatkan selimut untuk menutupi tubuhnya. "Kita... ngelakuin, Al. Atas dasar sama-sama suka," ujarnya sepelan mungkin. Ia merasa tidak punya harga diri saat Alvin menuduhnya seperti itu.

Alvin menggeleng tegas. Ia menjauh dari Viona dan meninggikan suaranya untuk menolak pernyataan sepihak yang gadis itu katakan. "Nggak! Gua gak suka sama lo, jadi mana mungkin kita ngelakuin hal itu!"

Merasa dirinya juga korban, Viona menatap cowok itu tak terima. "Lo mabuk! Lo juga yang udah bawa gue ke sini!" ucap Viona tak kalah membentak.

"A-al... kenapa harus Viona ...?" Suara Naya menginterupsi percakapan mereka berdua. Hanya itu yang bisa ia tanyakan, pengkhiatan ini lebih menyedihkan karena orang yang melakoninya adalah orang yang ia percaya.

"Kenapa, Al...." Tangan Naya bergerak untuk membekap mulutnya, menahan isakan dan mencoba berpura-pura tegar.

Alvin seakan tersadar, ia langsung turun memungut bajunya di lantai, lalu memakainya asal. Cowok itu berjalan mendekati Naya dengan perasaan menyesal.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang