50. Firasat buruk

44.2K 3K 94
                                    


Suara gemercik air hujan mengiringi sepanjang perjalanan keduanya, yang sama-sama saling bungkam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gemercik air hujan mengiringi sepanjang perjalanan keduanya, yang sama-sama saling bungkam. Malam ini langit begitu gelap, tidak ada satupun bintang yang terlihat.

Kota Bandung saat ini tengah diguyur hujan, membuat jalanan sedikit berkabut.

Naya masih setia pada objek yang ia pandang, menatap air hujan dari balik jendela mobil. Begitu pula dengan David, lelaki itu fokus menyetir, sesekali melirik Naya di sampingnya.

Perlahan mobil berhenti. Tapi bukan di depan kostan Naya, melainkan di depan sebuah rumah megah berlantai dua. Naya sontak menoleh, saling bersitatap dengan David.

"Dav, ini rumah siapa?" tanya Naya bingung.

"Rumah aku. Gak ada siapa-siapa, jadi aku bawa kamu ke sini. Dari pada ninggalin kamu di kostan sendirian," jawab David jujur.

Sepulang dari pemakaman, Naya tidak fokus memperhatikan jalan. Ia baru sadar saat David memberhentikan mobilnya di depan pekarangan rumah lelaki itu.

"Aku mau pulang aja. Di rumah kamu cuma ada kita berdua," ujar Naya tidak nyaman.

"Kamu gak baik-baik aja, Nay. Aku gak mau terjadi apa-apa lagi sama kamu," balas David menatapnya.

"Dav, aku gak papa."

"Nay, please. Perasaan aku dari kemarin gak enak tentang kamu. Jadi sekali aja nurut, ya?"

David melihat gelagat aneh dari perempuan itu. Ia lantas tersenyum simpul. "Kamu takut aku macam-macam sama kamu?" tanya David, membuat Naya terkejut karena tebakannya memang benar.

"Aku... aku mau tidur. Aku ngantuk, Dav," elak Naya menyembunyikan kegugupannya.

"Naya, dulu aku ngelakuin itu sama kamu karena lagi gak sadar. Dan saat ini, aku sepenuhnya sadar. Aku gak mungkin berani apa-apain kamu. Tolong, jangan selalu berpikiran negatif tentang aku," tutur David tulus.

Ia mengajak Naya kerumahnya karena ingin menemani perempuan itu. Tidak ada maksud lain.

"Masih gak percaya?" tanya David lagi ketika Naya hanya diam. "Aku cukup tau diri, Nay. Aku gak akan maksa kalau emang kamu gak mau. Aku cuma mau nemenin kamu. Sekarang kondisi kamu gak stabil, apapun bisa terjadi kalau aku biarin kamu sendirian."

"Aku bisa jaga diri sendiri. Aku bukan anak kecil, Dav," jawab Naya tak terima. Ia sudah dewasa jadi tidak perlu dijaga seperti ini, kan?

"Nay, tolong tetap di samping aku. Aku gak mau kehilangan untuk yang keduanya kalinya."

Perasaan David gelisah. Semenjak penuturan Naya waktu itu, David menjadi over protective pada Naya. Sebisa mungkin ia akan terus menahan Naya agar selalu di sampingnya.

"I-iya... Aku mau tidur, ngantuk," jawabnya kemudian. Naya canggung saat David menatapnya sedalam itu.

David mengembangkan senyumnya. Dia membuka seatbelt miliknya lalu berjalan keluar mobil. Mengitarinya kemudian membukakan pintu mobil untuk Naya.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang