68. Tahun ketiga

46.8K 3.2K 383
                                    

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam itu terus berjalan seraya membawa bunga matahari dan kue ulang tahun dengan angka 18 di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam itu terus berjalan seraya membawa bunga matahari dan kue ulang tahun dengan angka 18 di atasnya. Langkah kakinya menyusuri tempat itu dengan perasaan hancur. Namun bibrnya menyunggingkan senyuman tulus. Laki-laki itu tersenyum, disertai lelehan air mata yang mengalir.

Pandangannya lurus ke depan, tapi matanya tidak berhenti melihat sekelilingnya. Melihat tempat yang tidak pernah ia datangi sebelumnya.

Asing.

Tempat ini begitu asing baginya. Seumur hidupnya ia baru pertama kali datang ke tempat ini. Apalagi sekarang ia datang untuk mengunjungi seseorang yang teramat berarti baginya. Seseorang yang kini sudah jauh darinya.

Langkahnya terhenti ketika melihat kuburan di sana, bukan hanya ada satu, tetapi tiga sekaligus. Pelan namun pasti Alvin berusaha berjalan menghampiri. Kemudian Alvin berjongkok di samping makam seorang wanita yang pernah menjadi bagian dalam hidupnya.

Kanaya Belva Anastasya.

Alvin meletakkan bunga itu di makam Naya dengan sangat hati-hati. Alvin mengambil korek dari dalam saku celananya, lalu menyalakan lilin yang berasa di atas kue berwarna kuning itu.

"Kamu apa kabar? Aku harap kamu baik-baik aja di sana. Aku juga berharap kamu bahagia," ujarnya sambil menyalakan lilin.

Sekali lagi, Alvin tersenyum tulus. Ia menarik napas panjang dan mengarahkan kue itu ke depan. Seolah-olah ia sedang merayakan ulang tahun bersama seseorang.

"Selamat ulang tahun sayang. Maaf kalau aku terlambat. Happy anniversary yang ke tiga tahun untuk kita," ucapnya sembari tertawa kecil. Alvin tidak pernah membayangkan ia akan melewati tahun ketiga ini tanpa Naya di sisinya. Tahun-tahun kedepannya yang akan ia lewati sendiri, tanpa sosok Naya lagi di sampingnya.

"Selamat ulang tahun cantiknya aku," ucap Alvin sambil mengapit kedua pipi Naya dan mengecupnya berkali-kali, membuat gadis itu kegelian tapi tetap tertawa.

Cup

Cup

Cup

"Cantik banget," ujar Alvin setelah memberikan kecupan bertubi-tubi di pipi gadis itu. Alvin menatap dalam wajah Naya dari dekat. Ia mengelus sayang pipi gadis itu, lalu menarik senyum begitu lebar.

"Bahagia terus, ya, Nay. Jangan sampai mata kamu yang indah ini ngeluarin air mata, apalagi gara-gara aku," ucapnya. Naya mengangguk dan membalas senyumannya.

"Selama aku bareng kamu terus, aku pasti bahagia, Al. Terimakasih karena kamu udah dateng dan ngasih semua kebahagiaan ini. Dari sekian banyak hal yang terjadi di hidup aku, kamu adalah satu-satunya yang paling aku syukuri sampai saat ini."

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang