20 - (FLASHBACK) Saat Itu ....

7.6K 359 19
                                    

Happy Reading

Rabu, 26 Maret 2008

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu, 26 Maret 2008

Andhika dan Radit dilarikan ke rumah sakit secara bersamaan. Kedua bocah itu mendapatkan luka serius di tubuh masing-masing. Andhika yang mulai kehabisan darah, dan kepala Radit yang juga bocor. Entah apa yang terjadi, penculik itu tak puas untuk membuat Radit tertabrak, ia kembali mendekat, lalu menembak kepala Radit tepat di depan mata Randiska.

"DHIKA! ADIT!!"

Rosalinda benar-benar histeris, ia tak bisa menyeimbangkan tubuh lagi hingga dirinya jatuh dan berlutut, benar-benar lemas saat dua putra lelakinya celaka, dan putra bungsunya hilang dibawa entah kemana.

"Mama--"

Citra ada di sana, sama-sama menangis dan menunggu dokter memeriksa keadaan dua adiknya. Ia ingin menenangkan Mamanya, tapi dirinya sendiri merasa tak tenang.

Mama langsung memeluk Citra, dengan airmatanya yang tak kunjung surut. Ia benar-benar takut akan kehilangan anak-anak lelakinya. Papa dibantu oleh Shintya dan para ajudannya kini berusaha untuk mencari Randiska. Tak ada bukti cukup, sulit sekali untuk ditemukan. Ah, tidak apa-apa, keluarga mereka banyak uang.

"Mama tenang dulu--"
Citra masih menangis sambil mengulurkan tangannya untuk menghapus lelehan air mata Mamanya. Tetapi tak mampu, tangannya terlalu lemah untuk sekedar menghapus air mata.

"Dokter! Bagaimana?!"

Citra memberikan tatapan berharap, berharap agar kedua adiknya baik-baik saja, nyatanya ekspresi wajah dokter itu sama sekali tak membuatnya tenang, meskipun di awal dokter itu sedikit menyunggingkan senyum. Sepertinya ia harus menerima sesuatu yang menyakitkan.

"Syukurlah, Andhika tidak terlalu parah. Ia masih tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius, pihak keluarga sudah boleh masuk ke dalam. Tetapi, mohon maaf untuk keadaan Radit...."

Sesekali dokter itu menghela napas, ia tak tega untuk menyampaikan kabar kurang mengenakkan ini.

"Radit kritis, keadaannya sangat parah sekali, butuh penanganan intensif, dan dia sudah dipindahkan ke ruangan lain."

Dilihat dari luka yang mereka dapati, sejujurnya Mama sudah menyangka bila keadaan Radit memang akan lebih buruk. Menjadi korban tabrak lari serta tembakkan di kepala, apakah kurang memberatkan?

Dokter itu kembali meminta maaf, ia segera mempersilakan mereka masuk, dan pamit untuk pergi dari sana. Citra langsung merangkul Mama untuk masuk ke dalam, melihat Andhika yang masih tidak sadarkan diri.

"Dhika...."

Tak kuasa, matanya kembali berkaca-kaca. Tak menyangka bila hal buruk akan terjadi pada anak-anaknya.

"Dhika--"

Mama kembali histeris di sana, ia tak sanggup berdiri dan menatap wajah anaknya berlama-lama. Tubuhnya merosot, dengan guncangan hebat yang membuat hatinya semakin terluka.

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang