87 - Babak Baru

2.4K 379 98
                                    

"Rayya kuat, kan? Kalau Rayya kuat, aku juga bakalan kuat.... Ayah udah gak sama kita lagi, dia pulang ke rumah orangtuanya. Ayah gak sanggup hidup miskin bareng kita, kehidupan Ayah bukan di sini...."

Pasha tahu bila bayi itu tak akan menanggapi dirinya berbicara, tapi jujur saja bila percakapan sepihak mereka cukup untuk sedikit memberikan ketenangan bagi Pasha. Rayya hanya menatap, tanpa tahu apapun, bahkan tak tahu bila ia hampir dibunuh oleh Ayahnya.

"Gak apa-apa... aku bisa rawat Rayya sendiri, gak beda jauh sama aku yang hidup sendiri kayak dulu, kan? Aku bakalan bawa Rayya kemana-mana... kalau Rayya kasih tanda-tanda lagi sakit, biar bisa langsung dibawa ke rumah sakit...."

Sebenarnya Pasha mengerti, menghidupi diri sendiri dengan menghidupi Rayya ini cukup berbeda, bahkan sangat berbeda. Ia sendiri bisa menahan rasa lapar, bahkan hingga dua hari. Tapi jelasnya, Rayya tak mungkin seperti itu.

Mungkin Pasha hanya harus terfokus untuk membiayai Rayya agar tetap hidup, dengan kondisi fisiknya yang juga tak terlalu kuat.

"Nanti, jangan benci sama Ayah... aku yakin kalau Ayah gak benci sama Rayya.... Mungkin, Ayah cuman capek sama kita. Nanti kalau udah besar, Rayya jangan nakal... biar Ayah sama Nenek mau terima Rayya...."

Umur tidak ada yang tahu, kan? Rezeki juga sudah ada yang mengatur. Pasha tidak tahu sampai kapan ia akan bertahan hidup, tapi ia yakin bila Tuhan tak akan meninggalkan mereka. Hanya harus berdoa dan berusaha, Pasha yakin semuanya akan baik-baik saja.

Semoga, minimalnya hingga Rayya tumbuh dewasa.

Ya, meskipun amat lama, dan membutuhkan perjuangan melewati jalanan terjal dan berliku. Tidak apa-apa, dulu Pasha pernah melalui itu, bila ia harus melalui yang kedua kali, dirinya tak akan terlalu terkejut.

"Iya... kenapa harus nyerah? Kenapa gak bisa hidup tanpa dia? Dulu aku pernah alami kejadian yang lebih sulit dari ini, malahan jauh lebih sulit.... Buktinya aku bisa bertahan sampai detik ini. Jadi, kalau sekarang dikasih ujian yang sulit lagi, gak terlalu kaget... soalnya pernah ngalamin yang lebih berat juga...."

***

"Dia hanya berdua dengan anaknya, apa yang sebaiknya kita lakukan? Bawa sekarang?"

"Jangan... jangan sampai merambat pada anaknya juga. Masalah kita terletak pada orangtuanya, dan kita hanya membalas dendam melalui Pasha... oh, namanya Pasha, kan? Jangan ikut sertakan anaknya...."

"Kejadiannya sudah duapuluh tahun yang lalu, apakah masih ingin dilanjutkan? Kenapa kita tidak menyasar pada anak mereka yang lain saja? Yang jelas-jelas hidup bahagia dengan mereka. Mengapa harus Pasha? Bukankah dia sudah menjadi korban ketika kecil dulu? Dia sudah menjadi korban penculikan kita, ya meskipun orangtuanya tampak menerima begitu saja...."

"Haha, kita sudah memata-matai Pasha sejak dia ada di tempat menyeramkan itu, kan? Sudah sebelas tahun, dan tidak mungkin kita menyasar pada anaknya Prada dan Rossa yang lain. Niat kita di sini hanya untuk membuat mereka berdua menyesal, dan merasakan kehilangan anak seperti kita dulu...."

"Mereka tak terlihat menyayangi Pasha, Andhika dan Radit secara tidak langsung telah membantu kita, tetapi itu percuma karena Prada dan Rossa sama sekali tidak peduli pada Pasha."

"Ya, niat kita selama ini adalah untuk membuat Pasha tak pergi kemana-mana, tak pergi ke luar kota. Aku yakin bila anaknya itu tak akan hidup lama. Setelah anaknya mati ada dua kemungkinan, antara Pasha bertahan di pemakaman itu, atau dia pergi ke luar kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ya, kita tidak boleh membiarkan Pasha pergi ke luar kota... kita harus membuat Pasha ada di kehidupan orangtuanya lagi...."

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang