106 - Tak Memungkinkan

2.6K 399 144
                                    

"Kasih tahu di mana Rayya, nanti anak Lo bakalan gue urus. Oh, bukan gue, sih, tapi Mama... anak Lo nanti diurus sama Mama. Itu juga belum tentu anak gue, bikinnya kan bareng-bareng, haha. Kalau Rayya sih jelas anak gue, gue bakalan bawa dia ke Jepang, buat nanti tinggal sama gue... soalnya Shireen gak mau hamil...."

Pasha tidak menjawab, ia hanya duduk dan menatap danau di depannya. Tempat itu pernah mereka datangi, saat Pasha hamil empat bulan.

"Kak... dulu, waktu Rayya masih empat bulan di dalam kandungan, kita pernah ke sini. Kebetulan banget, adeknya Rayya juga sekarang empat bulan dalam kandungan...."

Rankey mendecak, ia tahu bila Pasha tak senang dengan pembahasan mereka tentang Rayya. Dan ia malah membahas anak dalam kandungannya, yang jelas-jelas tak Rankey sukai.

"Gue gak bakalan sayang sama anak Lo yang kedua, gue cuman mau sayang sama Rayya".

Pasha menghela napas, berat, ia dan anak-anaknya memiliki nasib yang serupa.
"Kakak gak usah bahas soal Rayya lagi...."

"Kenapa? Lo benci sama Rayya? Karena dia lebih mirip sama gue?"

Bukan seperti itu, hanya saja ketika Pasha ingat tentang Rayya... hatinya akan benar-benar terluka. Ia sangat menyayangi Rayya, tapi apalah daya, bayinya sudah meninggal dunia.

"Enggak... bukan gitu. Kakak ataupun aku, sama-sama gak bisa ketemu Rayya lagi. Rayya sekarang udah bahagia, gak bisa diganggu.... Kakak juga gak perlu repot-repot urus bayi aku yang kedua, karena dia bakalan aku titip ke sodaranya Nita di kampung, mereka belum punya anak bahkan setelah menikah selama beberapa tahun...."

Rankey mengangkat bahu, baguslah bila anak itu tidak akan bertemu dengannya lagi. Rankey juga tak bisa terima bila anak itu ternyata bukan anak kandungnya.

"Kita baru menikah sekitar satu tahun lebih beberapa bulan... tapi udah mau punya dua orang anak. Bahkan, tiga, kalau yang pertama gak diaborsi. Nanti, kalau Kakak sama istri kakak punya anak, jangan disia-siakan. Tapi, kalau kalian gak bisa punya anak, tandanya karma, karena Kakak udah menelantarkan anak sendiri...."

Rankey kesal, andai saja di sekitarnya tidak ada pengunjung danau yang lain, ia pasti sudah menonjok Pasha.

"Semoga pernikahan kedua Kakak nanti bisa bertahan sampai kalian sama-sama tua, ya. Semoga kalian bahagia, dan gak ada yang menghancurkan rumah tangga kalian.... Semoga, nasib jelek ketika kita menikah dulu, gak terjadi di pernikahan Kakak selanjutnya...."

Rankey terkekeh, terlebih saat menoleh ke arah Pasha dan menelisik penampilannya.

"Lo masih pakai cincin itu? Udahlah, gak usah berharap... gue gak akan balikan sama Lo!"

Pasha menoleh ke arah jarinya, benar, di sana masih ada cincin pernikahan mereka, masih ada cincin pemberian Ibunya juga. Selain itu, Pasha masih memakai kalung pemberian orangtuanya ketika masih kecil.

"Kenyataannya kita belum pisah, kan? Statusnya kita masih ada hubungan pernikahan. Lagian, aku juga gak bakalan lepas cincin dari Ibu...."

Rankey mungkin tak tahu bila Pasha sangat mencintainya, bahkan teramat mencintainya. Tidak apa-apa, Pasha tidak akan memaksa agar Rankey kembali padanya lagi, karena itu sesuatu yang tak mungkin.

"Kakak pasti bisa bahagia sama istri Kakak yang baru... soalnya waktu sama aku juga, Kakak bisa bikin bahagia. Hidup kalian pasti bakalan senang, soalnya Tante Maya suka sama hubungan kalian. Kakak gak akan susah kerja, gak akan kerepotan rawat anak... kalian gak perlu hidup susah, kalau butuh baby sitter juga kalian bisa sewa siapa saja. Hidup kalian pasti berkecukupan, kalian gak perlu tunggu waktu gajian buat beli beras... gak perlu pusing sama biaya rumah sakit anak... gak perlu capek jalan kaki kalau mau pergi kemana-mana. Pokoknya, yang Kakak alami waktu sama aku dulu, gak akan terulang lagi di pernikahan Kakak selanjutnya...."

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang