111 - Terbiasa Bermimpi

3K 409 206
                                    

Suasana mencekam terasa begitu pekat, saat Rosa diinterogasi oleh suaminya sendiri, di dalam ruangan pribadinya di rumah sakit tersebut.

Di dalam ruangan yang cukup luas itu tak hanya ada Rosa dan suaminya, tapi ada Nita dan anak perempuan kedua mereka, Citra.

Semuanya bermula saat Pasha keracunan kue ulangtahun yang dibuat oleh Rosa. Gadis itu, Nita, langsung membawa Pasha ke rumah sakit, dan ia bertemu dengan Prada serta Citra, di gerbang rumah mereka.

Pria itu pulang lebih cepat dari perkiraan, saat putri sulungnya memohon agar dirinya pulang sesegera mungkin.

"Untung saja Pasha langsung dibawa ke rumah sakit! Kalau tidak, dia tak akan selamat!"

Teguran itu seakan sia-sia, wanita tersebut tak mendengarkan suaminya berbicara. Rasa benci dalam hatinya sudah tersebar sempurna, apapun yang terjadi pada Pasha selalu dianggap masalah untuknya.

"Ma, Mama sadar atau tidak?! Perbuatan Mama itu bisa saja membunuh dia!"

Setelah bertemu dengan pria itu, Nita langsung menceritakan semua yang terjadi pada Pasha. Gadis itu menjelaskan dari awal sampai akhir, mengenai apa saja yang terjadi pada Pasha semenjak lelaki manis itu dipekerjakan tanpa digaji, dalam target lima tahun... dengan alasan, itu untuk membayar hutang.

"Kenapa jadi kalian yang marah-marah?! Lagipula, dia mengalami gangguan kejiwaan! Daripada menjadi benalu di rumah kita, lebih baik dihilangkan saja nyawanya!"

Pria dewasa itu langsung menggebrak meja, membuat keadaan di sana semakin mencekam.
"Sepertinya Mama yang mengalami gangguan kejiwaan!"

Istrinya melotot tak terima, matanya sudah berkaca-kaca, tak percaya bila suaminya sendiri membela manusia yang sudah mencelakai anak kandung mereka.

"Ayo ikut Papa ke psikiater!"

Prada menarik paksa tangan istrinya, membuat wanita itu menangis kencang di tempatnya berada. Ia sudah lelah memikirkan semua masalah hidupnya, masalah anak-anaknya, ia hanya ingin melampiaskan semuanya pada orang yang dirinya anggap sebagai pembawa masalah itu.

"MAMA CUMAN MAU KASIH PELAJARAN BUAT ORANG YANG HAMPIR MEMBUNUH RADIT!!"

Pada akhirnya, wanita itu berhasil melepaskan diri dari cengkeraman suaminya. Sepertinya akan terjadi perdebatan sengit, di sana.

Nita dan Citra hanya bisa diam, tak berani menyela atau mengatakan apapun di sela-sela pertengkaran mereka.

"Apakah Papa mau bila anak kita meninggal untuk yang kedua kalinya.... Setelah Randiska meninggal, Mama tidak mau ditinggalkan oleh Radit. Jadi... Mama akan melakukan apapun untuk menyakiti orang yang telah jahat pada anak kita...."

"Kalau ternyata Radit yang salah, Mama mau apa?!"

"Enggak! Radit gak salah! Kenapa Papa malah jadi nyalahin Radit?!"

Pria itu akan emosi lagi, tapi pada akhirnya ia memilih untuk duduk, sekedar menenangkan dirinya.

"Citra, bawa Nita buat menemani Pasha di ruangannya. Biar Papa bicara empat mata dengan Mama kamu...."

Citra mengangguk paham, dan langsung merangkul Nita untuk pergi dari ruangan itu. Menyisakan Prada dan Rosa, dengan sisa pemikiran yang masih tak satu jalur.

"Apa yang membuat Mama sangat benci dengan Pasha?"
Pria itu memilih untuk menjelaskan secara perlahan, berusaha tenang agar perkataannya juga tak menyakiti wanitanya.

Rosa menghela napas, "Papa masih tanya soal itu? Apa perkataan Mama tadi kurang jelas? Mama benci sama dia karena dia yang sudah membuat Radit celaka! Andai dia berhasil membuat Radit celaka waktu itu, apa Papa rela kehilangan Radit juga?! Mama tidak mau, Mama sangat sayang pada Radit, Mama tidak mau kehilangan anak kita untuk yang kedua kali!"

LOVE RISK 1 || BxB🔞⚠️ [END]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang