Udah siap baca belom?
cerita ini akan ada bahasa asing,
jadi mohon baca pelan-pelan.
happy reading!
***
Pagi ini Laura sudah bekerja di kantor pusat GA COMPANY, Dika sebagai orang kepercayaan Galang ikut membantu Laura dalam menjelaskan berbagai hal mengenai perusahaan tersebut.
Mulai dari berkas-berkas yang nantinya akan ia kerjakan, jadwal meeting dari berbagai klien, cara memanage waktu agar pekerjaan tidak keteteran, dan juga berbagai ruangan yang bisa ia gunakan di kantor tersebut.
"Di sini ruang kerja Anda, dekat sekali dengan ruang kerja Pak Galang. Karena untuk meminimalisir jika nantinya Pak Galang membutuhkan bantuan dari Anda" ujar Dika, lalu keduanya masuk ke dalam ruangan tersebut.
Laura melirik setiap sudut di ruangan tersebut, memperhatikan setiap tatanan rak buku, sofa, vas bunga, figura dan juga komputer beserta iPad yang sudah tersedia rapi pada tempatnya.
"Tablephone ini akan di gunakan sebagai alat komunikasi di kantor kita, jadi sebisa mungkin anda harus menerima setiap panggilan telefon tersebut karena pasti akan selalu ada hal penting" imbuh Dika, sambil menunjuk tablephone di atas meja.
Laura mengangguk paham, menyimak dengan saksama setiap penjelasan dari Dika. "Dan ini adalah daftar hal-hal yang bersangkutan dengan Pak Galang yang sangat penting yang perlu kamu pelajari," ucap Dika, sambil menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Laura.
Dengan senang hati ia menerimanya sambil tersenyum, "baik, terima kasih. Akan saya pelajari sebaik mungkin" balasnya.
"Kalau begitu, saya permisi dulu. Jika ada hal yang kurang paham, anda bisa datang ke ruangan saya atau bisa hubungi saya" kata Dika, setelah itu berjalan pergi, ketika sudah mendapat balasan dari Laura.
Gadis dengan Blazer bewarna hitam itu kemudian duduk di kursi kerjanya sambil membuka halaman kertas yang di berikan oleh Dika tadi, kedua matanya langsung melotot ketika melihat jadwal Galang yang begitu padat.
"Makan siang pukul 12.00 WIB, menu makanan yang tidak di sukai adalah ikan-ikanan dan telur. Pak Galang tidak suka dengan orang yang sering terlambat datang ke kantor, dan juga tidak berkepribadian baik. Pak Galang sangat teliti dalam berpenampilan, tidak suka dengan hal-hal yang berantakan dan—"
"Issshh, kepala gue pusing bacanya" keluh Laura, ketika membaca berkas tersebut. Ia langsung menelungkupkan wajahnya di atas meja seraya memejamkan kedua matanya, menghela nafas panjang lalu duduk dengan tegak kembali.
***
Viona di buat melongo begitu tiba di salah satu stadium yang akan di pakai untuk konser girl groupnya, kedua matanya berbinar senang sekaligus terharu. Ternyata mimpinya benar-benar terwujud, Viona masih tidak menyangka sampai sekarang.
Panggung megah berbentuk huruf 'T' itu hampir memenuhi lapangan, membuat Viona berdecak kagum untuk yang kesekian kalinya. Bangku penonton dari tribun bawah sampai atas bisa menampung ratusan ribu orang.
Berbagai properti seperti lighting, LCD, poster, dan spanduk sudah di persiapkan. Hampir 95% stadium ini siap di gunakan, hanya tinggal menunggu esok hari saja. Semuanya akan selesai di kerjakan.
YOU ARE READING
GALVIO 2 (COMPLETED)
Teen FictionTelah berpisah selama bertahun-tahun tidak membuat rasa cinta Galang pudar begitu saja untuk Viona sang kekasihnya yang sudah sukses menjadi seorang Idol di Negeri Ginseng sana. Galang bahkan mencoba segala cara untuk bertemu dengan Viona kembali d...
