08. FANSIGN

471 48 0
                                    

Udah siap baca belom?

Cerita ini akan ada bahasa asing,
jadi mohon baca pelan-pelan.

happy reading!

***

Plakk.

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi kiri Laura membuat gadis itu mengaduh, bukan orang lain yang menamparnya melainkan ayahnya sendiri yang langsung menyerangnya begitu saja.

Laura yang akan pergi ke kantor menjadi terhalang dengan kejadian ini, seperti biasanya Ayah kandung Laura selalu meminta uang kepadanya untuk bersenang-senang seperti mabuk-mabukan bersama teman-temannya.

Hal itu membuat Laura kesal, bukan sekali dua kali ia di perlakukan seperti ini karena tidak mau memberinya uang. Laura menolaknya agar Ayahnya bisa bertaubat tapi sayangnya itu mustahil.

Bau alkohol menyengat dari nafas Ayahnya membuat Laura sedikit menjauh, "ayo Laura kasih uang mu buat ayah, Ayah cuma mau pinjam nanti di ganti" ujarnya.

Laura meraih tas selempangnya, "Yah tolong berhenti, Laura mohon. Gak baik Yah kalau kayak gini terus, Laura capek dari pagi sampe malem harus kerja keras tapi penghasilan Laura terbuang sia-sia cuma karena Ayah selalu mabuk-mabukan kayak gini!"

"Ini terakhir Laura, Ayah janji gak akan minta uang sama kamu lagi" pintanya lagi, mencoba untuk memaksa Laura.

Namun gadis itu mengabaikannya, "Dari kemarin juga Ayah cuma janji-janji terus tapi gak pernah di tepatin, kali ini Laura gak bisa kasih Ayah lagi. Maaf Yah, Laura harus pergi ke kantor sekarang" pamit Laura, kemudian berjalan keluar dari rumah.

Namun sebelum Laura membuka pintu, laki-laki peruh baya itu justru menjambak rambut Laura membuat tubuh gadis itu terhuyung ke belakang. Ia menatap Laura dengan intens, membuat Laura takut.

"Jadi anak jangan durhaka!" sentaknya.

Sedangkan Laura masih menahan sakit di kepalanya karena cengkraman tangan Ayahnya begitu kuat menarik rambutnya, "sakit Yah" lirihnya.

Sekali lagi Ayahnya menarik rambutnya begitu keras, membuat kepala Laura lebih sakit lagi. "Yah Laura mohon, lepasin rambut Laura!" mohonnya.

"Makannya jangan bantah Ayah, kalau Ayah minta ya langsung kasih. Gitu aja harus di giniin dulu" ujar Ayah Laura.

Air mata Laura sudah menggenang di pelupuk mata yang sebentar lagi akan mengalir, namun ia terus menahannya. "Laura akan kasih uangnya ke Ayah kalau Ayah gunain itu untuk hal yang berguna, bukan hal yang gak baik kayak gini. Itu akan ngerugiin Ayah sekaligus Laura" balasnya.

Ayahnya terkekeh, lalu merebut tas selempang Laura dan mengambil dompetnya serta uang yang ada di dalamnya. "Ayah, jangan Yah" mohon Laura.

"Banyak juga uang kamu" ucap Ayahnya dengan santai tanpa memperdulikan kondisi Laura.

Gadis itu terus mencoba untuk merebut dompetnya beserta uangnya, namun tubuhnya langsung di sentak begitu saja membuat Laura terpental.

Sedangkan Ayah Laura tersenyum penuh kemenangan seraya mencium beberapa lembar uang yang ia pegang, kemudian berjongkok sambil mengusap rambut Laura.

GALVIO 2 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang