01

4.7K 210 3
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

"Riana!"

Riana yang sedang berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya pun memberhentikan langkahnya. Cewek itu menghela napas kasar, kemudian berbalik. Riana menatap Papanya yang berada di bawah sana dengan malas. "Kenapa?"

"Kamu habis dari mana? Sekarang jam berapa, hah!?" tanya Arka—Papa Riana— dengan intonasi tinggi sembari menunjuk jam yang berada di dinding rumahnya.

Riana mendongak melihat jam tersebut lalu menatap Arka kembali. "Jam satu," jawabnya santai seraya menyenderkan tubuhnya ke pagar tangga yang berada di sampingnya.

"Kamu habis dari mana!?" tanya Arka ulang.

"Main."

"Sama siapa!?"

"Temen, Pacar."

"Sudah berapa kali Papa bilang. JANGAN PACARAN!" sentak Arka.

Riana memutar bola mata malas lalu menegapkan tubuhnya kembali. "Gak peduli." Cewek itu berbalik kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

"Riana!"

Riana terus saja berjalan menaiki anak tangga untuk memasuki kamarnya tanpa memerdulikan panggilan dari Arka.

Melihat respon putri satu-satunya yang tidak ada sopan santunnya membuat Arka menahan emosinya. Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras. Kenapa Riana itu sangat sulit untuk menurut kepada orang tuanya. Kelakuan Riana itu sangat mirip dengan dirinya dulu. Pembangkang, nakal, dan sangat sulit untuk diatur. Kalau saja tidak ada hati nurani serta kasih sayang, sudah dipastikan saat ini Riana mendapatkan kekerasan darinya.

"Kalau kamu kayak gini terus. Papa jadi sangat yakin untuk keputusan papa nanti."

•••

"Sayang, nanti malem aku mau ke club sama temen-temen. Kamu mau ikut?" tanya Andre yang merupakan pacar dari Riana. Sekarang mereka sedang berada di kantin sekolah untuk mengisi perutnya yang keroncongan sedari tadi saat pelajaran di kelas. Keduanya duduk berhadapan dimeja pojok kantin, tempat favoritenya.

Riana mendongak. "Jam berapa?"

"Sekitaran jam sepuluh."

Riana mengangguk. "Boleh." Cewek itu menyuapkan bakso kedalam mulut lalu mengunyahnya pelan.

"Oke. Nanti aku jemput." Riana hanya mengangguk.

"Hi Guys!" sapa Kifa yang merupakan sahabat Riana. Cewek itu duduk di sebelah Riana sembari menyedot minuman yang dia beli tadi.

Riana menoleh. "Dari mana aja lo?"

"Kelas adkel. Biasalah," jawab Kifa.

"Pasti malak."

"Nah, itu lo tau."

"Kayak orang miskin lo," ejek Riana.

"Bodo. Yang penting gue seneng."

"Eh, nanti malem lo ikut ke club, kan?" tanya Kifa mengubah topik.

Hallo Gus!!Where stories live. Discover now