28

1.4K 96 7
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^


Riana membuka pintu kamar asramanya sembari menggendong anak kucing miliknya yang sudah diberi nama Meri olehnya. Terlihat di dalam kamar hanya berisi Nadia, Tika dan Siska saja.

Tika berjalan mendekati Riana ketika melihat cewek itu membawa hewan berbulu yang sangat lucu. "Ini kucing siapa, Na? Kok, lucu banget?" Tangannya terulur untuk mengusap kepala Meri yang sedang menatapnya dengan pandangan yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Kucing gue, namanya Meri." Riana mendudukan dirinya di lantai, melepaskan Meri untuk berjalan ke arah Nadia dan Siska.

Siska menggendong Meri dengan gemas. "Lucu banget! Ini kamu dapet dari mana, Na?" Ia menatap Riana curiga. "Kamu ... enggak nyolong punya orang, kan?"

Riana mendelik. "ENGGAK LAH! Itu gue beli di Mall kemarin."

"Emang di Mall ada yang jualan kucing?"

"Ada, di toko pet shop, tapi enggak semua mall. Itu pun gue liat cuman ada dua kucing."

"Kenapa enggak beli dua-duanya aja?" tanya Tika.

"Lo emang mau bayarinnya?" protes Riana. Satu saja sudah menguras kantong, apalagi dua.

"ASSALAMUALAIKUM." Via membuka pintu kamar dengan suara cemprengnya yang terdengar sampai kamar sebelah.

"Wa'alaikumussalam."

"Lo ngomongnya bisa pelan, gak? Gue sampe kaget ada orang tiba-tiba teriak sambil buka pintu," hardik Riana.

"Biasalah," celutuk Dewi yang datang bersama Via.

Via menyengir. "Aku lagi bahagia, Na!" Dia mendudukan dirinya untuk berhadapan dengan Riana.

"Bahagia karena apa?" tanya Riana penasaran.

"Karena— AAAAAAA." Via berlari naik ke atas kasur ketika tiba-tiba ada anak kucing yang mendusel di kakinya. Padahal pas dia datang dia tidak melihat keberadaan hewan berbulu itu.

Riana memegang dadanya. "Si*lan," gerutunya ketika Via tiba-tiba berteriak persis di hadapannya.

"KENAPA ADA KUCING DI SINI!?" Via menatap Meri takut. Sedangkan Meri juga meloncat ke pangkuan Riana karena ikut terkejut.

Riana menatap Nadia bingung. "Dia takut kucing?"

Nadia mengangguk sebagai jawaban.

Riana tersenyum jahil. Ia berdiri cepat sembari memegang Meri kemudian memberikannya kepada Via yang langsung berlari sembari berteriak.

"AAAA RIANA JAUHIIINN."

Riana tertawa dan terus mengejar Via sampai ke luar kamar.

"RIANAA!!!"

Beberapa menit Riana habiskan untuk mengejar Via ke dalam kamar kemudian ke luar kamar lagi karena merasa bahagia melihat Via yang ketakutan.

Riana mengusap air matanya yang keluar karena kebanyak tertawa. Matanya memandang Via yang sudah memohon dengan wajah yang akan menangis. Sepertinya perempuan itu memang sangat takut kepada hewan lucu yang berada di tangan Riana.

Karena lelah berlarian, akhirnya kedua perempuan itu memilih untuk berhenti, memasuki kamar kembali lalu duduk di lantai seperti semula, kecuali Via yang duduk menjauh dari Riana karena takut hewan berbulu yang senantiasa masih berada di pangkuan Riana.

Hallo Gus!!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt