02

2.1K 91 0
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

"Emang di sini bakal ada toilet?" tanya Riana ketika Kifa berbelok menuju jalan yang lumayan sepi.

"Coba aja dulu, siapa tau ada."

"Kenapa kita gak tanyain aja di mana letak toiletnya?"

"Gue tadi udah tanya sama Reyhan di chat. Katanya ada di belah sini."

Riana mengangguk mengerti.

Kedua orang itu terus saja berjalan, sesekali menoleh mencari letak toilet. Namun di tengah-tengah mereka berjalan, tiba-tiba saja ada dua orang lelaki menarik Riana ke samping disaat cewek itu sedang berjalan melewati kamar yang tadinya tertutup dan sekarang terbuka oleh kedua lelaki tersebut dan membawa Riana kedalam kamar itu.

Riana kaget. Cewek itu menoleh kepada kedua orang itu sebelum berteriak memanggil Kifa yang sudah jauh berjalan di sana tanpa menyadari panggilan dan keberadaannya yang sudah tidak ada di belakangnya.

Riana memberontak ketika salah satu dari mereka menutupi mulutnya dengan tangannya dan tangan satu lagi memegang tangan Riana dengan kuat agar tidak terlepas.

Cowok berambut pirang yang memegang tangan serta menutup mulut Riana tadi, tiba-tiba mendorong tubuh Riana ke kasur yang berada di kamar itu.

"Kalian siapa!?" tanya Riana ketakutan. Riana berdiri lalu memundurkan langkahnya ketika kedua cowok itu mendekatinya dengan langkah pelan.

"Eitss... Mau kemana, Cantik?" tanya cowok yang memakai baju putih pendek—teman cowok berambut pirang. Dia menghalangi Riana dengan memegang tangan gadis itu ketika Riana ingin kabur ke arah pintu yang sudah dikunci oleh temannya.

"Lepasin." Riana mulai menangis namun cowok itu menghiraukan ucapan dan tangisannya. Cowok itu mendorong Riana ke pojok tembok, kemudian mengurungnya dengan kedua tangannya yang berada di sisi kanan-kiri tubuh Riana.

Cowok berambut pirang mendekat ke arah mereka kemudian berdiri di samping temannya. Cowok itu menoleh kepada temannya. "Langsung aja, nih?" tanyanya.

"Bibirnya menggoda. Gue mau nyobain dulu," jawab temannya tanpa menoleh.

"Jangan...," mohon Riana namun lagi-lagi dihiraukan.

"Ya udah. Tapi nanti gantian!" ujar cowok berambut pirang.

"Tenang aja. Nanti lo habis gue." Cowok itu mendekati bibir Riana yang sangat menggodanya dengan sedikit memiringkan kepalanya.

Riana memegang dada cowok di depannya dan berusaha mendorong tubuh cowok itu, namun tenaganya tidak sekuat cowok di hadapannya. "J-jangan...," mohon Riana kembali.

"TOLONG!!" teriak Riana berulang kali. Berharap ada yang mendengarnya lalu menolongnya dari kedua cowok brengsek itu.

"Diem. Gausah teriak-teriak, karna nggak bakal ada yang denger!"

Cowok yang berada di depan Riana itu kemudian mendekati bibir mungil gadis itu lagi yang sempat tertunda. Sedangkan Riana memejamkan matanya sembari menoleh kesamping serta hatinya yang tidak pernah berhenti ber-do'a agar ada orang yang menolongnya.

Hallo Gus!!Where stories live. Discover now