25

1.7K 114 7
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Riana mengerjap melihat Faiz dengan pakaian full back. Celana bahan dengan dipadukan kemeja hitam rapi yang bagian lengannya digulung dua kali dan jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kiri.

Faiz mengambil tas ransel kuliahnya sebelum menghampiri Riana yang tidak berkedip melihatnya.

Riana terkejut ketika tangan yang mengusap wajahnya dengan sedikit tidak lembut. Dia menatap si pelaku tajam. "Tangan lo bau terasi," hardiknya.

"Enak aja. Tangan saya wangi. Lagian ngapain kamu bengong sambil liatin saya?"

Ya karena lo cakep banget pagi ini! "Ya emang kenapa? Gak boleh!?"

"Saya cuman heran. Pagi-pagi udah bengong kayak patung sambil liatin saya, kan bahaya kalau kerasukan."

Riana mendengus. Dia menatap penampilan Faiz dari atas sampai bawah. Sungguh memesona. "Lo ngapain pake pakaian kayak gitu!?"

Faiz mengangkat satu alisnya bingung. Dia menatap penampilannya sebelum menatap Riana kembali. "Emang kenapa? Biasanya kan pakaian saya juga kayak gini?"

Riana berdecak. "Lo kalau pake pakaian full back kayak gini nanti si gatel atau cewek-cewek di kampus malah makin suka sama lo!" jelasnya emosi.

Faiz tersenyum. Sungguh menggemaskan. "Kamu cemburu?" selorohnya.

Riana melotot. "SIAPA JUGA YANG CEMBURU!" Dia memalingkan wajah dengan pipi yang memerah.

Faiz terkekeh. Lelaki itu menarik pinggang Riana kemudian memeluknya pelan.

Riana terkejut. Karena pinggangnya yang ditarik tiba-tiba membuat tangannya reflek memeluk pinggang lelaki itu. Jantungnya tiba-tiba terasa tidak aman dan tubuhnya yang membeku seperti patung.

Faiz melepaskan pelukannya kemudian mengusap kepala Riana yang sepertinya akan menjadi hobinya. "Hari ini saya pulangnya agak sore soalnya ada kerja kelompok, sekitaran jam lima saya pulang," beritahunya.

"Ada ceweknya?" Entah kenapa, dari banyaknya pertanyaan untuk diajukan, Riana malah mengeluarkan pertanyaan yang bahkan belum terpikir di otaknya.

Faiz mengangguk mengiakan.

"Berapa orang?"

"Lima."

"Ceweknya ada lima!?"

Faiz menggeleng cepat. Entah kenapa dia seperti diintrogasi. "Ceweknya dua, laki-laki dua. Jumlahnya lima sama saya," jelasnya.

"Jangan macem-macem!"

Faiz menggeleng pelan. "Saya cuman mau kerja kelompok, abis itu langsung pulang," ujarnya. "Oh ya, habis dzuhur kamu hafalan sama ustadzah bareng santriwati lain aja ya, nanti malem baru sama saya."

Senyuman Riana mengembang sempurna. Seenggaknya hafalan siang ini bukan oleh Faiz, lelaki itu sangat ketat dalam mengajarinya yang membuat Riana sedikit—ralat—sepenuhnya tertekan.

"Jangan bolos atau tidur!"

Riana mengangguk. "Tenang aja, gue udah berubah kok," jawab Riana sok iye.

Kedua orang itu berjalan ke teras dengan tujuan Riana mengantar Faiz yang menjadi kebiasaannya setiap lelaki itu ingin pergi.

Faiz berbalik menghadap Riana. Perempuan itu mengambil tangan Faiz untuk disalim.

Hallo Gus!!Where stories live. Discover now