11

2.4K 138 19
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Riana memandang kosong ke arah perkebunan sayur milik pesantren. Sesekali menghela napas dengan pikiran yang kacau. Orang tuanya sama sekali belum menjenguknya sampai sekarang. Kemarin dirinya menelepon orang tuanya itu untuk meminta mereka menjenguknya secepatnya, kalau tidak ia akan terus berusaha kabur dari pesantren ini bagaimana pun caranya, bahkan hal nekat sekalipun. Begitulah ancaman yang diberikan dirinya kepada orang tuanya itu, orang tuanya pun menyetujui dan akan menjenguknya minggu depan, katanya.

"Hai, Na!"

Riana menoleh ke arah Tika yang baru saja duduk di sampingnya. Tika ikut memandang perkebunan yang terdapat beberapa orang santriwati yang sedang mengambil cabai dari pohonnya dan sayuran lainnya. Riana tidak menjawab sapaan Tika dan malah menyenderkan kepalanya ke gazebo yang sedang mereka duduki sekarang.

"Aku tau kalau kamu lagi kangen sama orang tua kamu." Setelah lama terdiam menikmati pemandangan indah perkebunan, akhirnya Tika membuka suara.

"Tau dari mana?"

"Nggak tau dari mana-mana. Cuman nebak aja, soalnya dulu aku juga sama kayak kamu."

Riana mengangkat satu alisnya. "Maksud lo?"

"Kamu kan tau kalau dulu aku nakal kayak kamu. Aku juga dulu ngerasain hal yang sama kayak kamu sekarang."

Riana mengangguk paham. "Sekarang lo kangen ortu lo, gak?"

"Kalau dibilang kangen sih iya. Tapi aku gak sefrustasi itu kayak kamu sekarang karna aku udah terbiasa."

"Emang gue keliatan frustasi?"

"Iya," jujurnya.

Riana menghela napas lalu menegapkan tubuhnya dan menatap Tika yang sedang menatapnya juga. "Lo ada yang dikangenin gak selain keluarga dan temen lo yang diluar pesantren?" tanya Riana tiba-tiba.

Pertanyaan itu membuat Tika sedikit tertegun. Cewek itu menatap lurus ke arah kebun. "Ada."

Riana nampak tertarik. "Siapa?"

Tika menggeleng. "Kamu nggak perlu tau," katanya. "Mendingan kita ke yang lain, dari pada kamu menyendiri terus kayak gini." Tika menarik lengan Riana tanpa menunggu persetujuan dari cewek itu.

•••

Riana berkacak pinggang menatap kalender yang terpajang di tembok asramanya dengan persaan dongkol. "Bener-bener ya orang tua gue! Katanya bakal jenguk gue, tapi mana!? Ini udah satu minggu lebih tapi belum dateng juga!" Perasaan Riana sangat kesal sekarang. Orang tuanya mengatakan akan menjenguknya secepatnya. Dan sekarang sudah satu minggu lebih dari hal yang dijanjikan dari mereka. "Padahal gue cuman minta dijenguk, bukan dikeluarin dari pesantren. Tapi kenapa orang tua gue susah banget, sih!?"

Tika yang mendengar Riana mengoceh sendiri dengan suara keras membuat dirinya terganggu karena sekarang ia sedang menghapal. "Riana kamu kenapa sih marah-marah? Suaranya bisa dikecilin nggak? Aku lagi ngafal dan keganggu sama suara kamu," ujar Tika.

Riana berbalik menatap tajam Tika. "Diem lo! Lo kalau keganggu mending ngafal di musholla aja, sana!"

Tika menggeleng. "Nggak mau. Di sana lagi banyak orang karena ada yang latihan sholawat."

Hallo Gus!!Where stories live. Discover now