23

1.6K 115 1
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Riana berjalan ke arah cermin sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk sebentar lalu dilanjut hair dryer. Dia dan Faiz baru sampai dari rumah orang tua Riana dan sekarang sudah pulang ke pesantren.

Setelah selesai mengeringkan, dia mengambil sisir yang berada di meja dan langsung menyisiri rambutnya dengan pelan.

Riana melirik sebentar ketika pintu kamar dibuka oleh Faiz dengan ponsel di tangannya, sepertinya lelaki itu baru selesai menelepon.

"Gus, gue mau ke asrama dulu," izinnya dan langsung melangkah mendekati pintu kamar dan bersiap untuk membukanya.

Faiz menoleh. "Kerudung?"

Riana berhenti bergerak dan menatap bingung ke arah Faiz. "Kerudung?"

"Kamu gak pake kerudung."

Tangan Riana langsung memegang kepala dan langsung tersadar kalau dia belum mengenakan jilbab. "Oh, iya lupa." Dia berbalik untuk mengambil jilbab yang menggantung di lemari khusus jilbab dan langsung memakainya dengan rapi.

Setelah selesai, Riana kembali melanjutkan tujuannya untuk ke asrama. Dia membuka pintu Kamar Az-Zahra tanpa mengucapkan salam seperti biasanya.

"RIANAAAA!!" Via yang pertama melihat Riana memasuki kamar langsung berlari untuk memeluk Riana.

Teman sekamar Riana yang lainnya langsung mendekati gadis itu untuk sekedar menanyakan "sampai ke sini kapan?".

Riana melepaskan pelukan Via seraya bergidik ngeri. Horor baginya ketika teman lemotnya memeluknya dengan senyuman yang mengembang.

Via cemberut. "Aku kangen tauu sama kamuuu." Dia berjalan mendekati Riana kembali dengan tangan yang direntangkan bersiap untuk memeluk.

Riana mundur tiga langkah dari Via. "Jangan deket-deket, najis mughaladhah."

Via tambah cemberut dibuatnya. Dia memalingkan wajah dari Riana bermaksud ngambek.

"Sampe ke sini kapan, Na?" tanya Siska mewakili semua orang.

"Tadi siang jam setengah dua." Riana menaruh plastik yang cukup besar ke tengah-tengah mereka. "Sini duduk, gue bawa oleh-oleh buat kalian."

Semuanya duduk mengitari plastik tersebut, kecuali Via yang masih berdiri seraya memalingkan wajah.

"Viaaa duduk," perintah Rini yang merupakan ketua kamar.

Via masih bergeming dengan posisinya, sedangkan semua orang yang duduk menatap gadis itu.

Riana menghela napas panjang. Kenapa tiba-tiba teman lemotnya menjadi ngambekan seperti sekarang?

Dia berdiri mendekati Via dan memegang lengan gadis itu untuk mendudukannya bersama yang lain. "Gue bercanda tadi, jangan ambekan, deh."

Riana kembali duduk di tempat semula. Dia membuka plastik itu lalu mengeluarkan satu bungkus kue mini dan memberikannya kepada Via. "Nih, makan."

Via mengembangkan senyumannya. "Makasih, Riana Sayaaangg."

Riana meringis mendengarnya. Benar-benar terasa horor.

Semua yang melihat drama singkat Riana dan Via reflek tertawa bersamaan. Via yang terlihat bahagia karena perlakuan manis Riana, dan Riana yang terlihat sebaliknya.

Hallo Gus!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang