29

1.4K 86 6
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Tok tok tok.

Riana melirik pintu yang diketuk dari luar. "Siapa?"

"Saya," jawab Faiz dibalik pintu.

Riana refleks menegapkan tubuhnya kemudian merapihkan penampilannya yang berantakan sebelum beranjak untuk membuka pintu.

Faiz berkedip menatap Riana yang sedang berdiri menghalangi pintu dengan ekspresi datar setelah membukakan pintu untuknya.

"Kenapa?"

Riana menatap sinis Faiz. "Gak papa!" Ia berbalik lalu duduk di sofa dengan kesal.

Faiz sekarang benar-benar dibuat bingung oleh cewek itu. Kenapa moodnya bisa berubah dengan sangat cepat? Bukankan waktu di ruang tamu terlihat biasa-biasa saja?

Faiz mengangkat bahunya untuk pertanyaan yang berada di dalam otaknya. Ia menutup pintu kamar kemudian duduk di samping Riana yang tampak sinis dengannya.

Tangan Faiz terulur untuk mengusap kepala Riana. "Kamu kenapa?" tanyanya selembut mungkin.

Riana melepaskan tangan Faiz yang berada di kepalanya dengan kasar. "Gue lagi kesel sama lo," ketus Riana.

Faiz mengangkat satu alisnya. "Karena?"

Karena lo gampang banget buat gue salah tingkah.

"Gak ada alasan." Jawaban yang keluar justru tidak sesuai dengan jawaban yang berada di hatinya.

"Yaudah, kamu mau apa?"

Riana melirik Faiz tajam. "Lo mau nyogok gue, ya?"

"Enggak mau?"

"Mau!"

Faiz terkekeh. "Yaudah mau apa?"

"Seblak sama ice cream."

"Mau dibeliin atau ikut terus makan di sana?"

"Makan di sana."

Faiz mengangguk. "Kamu siap-siap sana. Saya mau panasin mobil dulu."

Riana mengangguk semangat.

Sepasang kekasih yang sudah siap itu memasuki mobilnya bersamaan. Riana mengeluarkan kaca untuk melihat apakah make up nya sudah benar-benar rapi atau belum, padahal sebelumnya ia sudah mengecek beberapa kali sewaktu di kamar. Sedangkan Faiz menghidupkan mesin mobil kemudian menjalankan mobilnya membelah jalanan Kota Bandung yang terasa sejuk, tidak panas atau pun mendung.

Riana menutup kacanya, menatap ke samping ke arah jalanan yang sedang dilewatinya. Orang-orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang berdiri di samping jalan untuk menyeberang, seorang ayah yang sedang bercerita dengan putrinya saat berkendara motor, pedagang kaki lima yang melayani pembeli, dan seorang anak kecil yang menangis ingin membeli sebuah mainan.

Riana menurunkan kaca mobil lalu sedikit mengeluarkan tangannya mengadah ke atas, ke arah rintik hujan yang mulai turun secara bersamaan menuju lapisan bumi.

"Faiz?"

"Hm?"

"Kapan-kapan kita main hujan-hujanan, yu?"

Hallo Gus!!Onde histórias criam vida. Descubra agora