18

2.3K 165 25
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Sesuai ucapan Faiz waktu di musholla, malam ini Riana kembali menyetorkan hapalannya lagi setelah selesai mengaji. Faiz senantiasa menyimak gadis itu, sesekali membenarkan pengucapan yang salah.

Riana menyudahi hapalannya ketika sudah mencapai target. Matanya menatap Faiz dengan senyuman yang dibalas kembali oleh laki-laki itu.

"Besok malam setor hafalan yang selanjutnya," ujar Faiz yang langsung mengubah raut Riana menjadi datar.

"Gak bisa libur apa?"

"Gak. Pokoknya tetap setor sama saya."

"Kalau sakit?"

"Saya tau itu alasan kamu doang."

Riana mendengus kesal. "Sok tau." Cewek itu melepas mukena dan melipatnya kemudian menaruhnya di tempat semula. Sedangkan Faiz menaruh al-qur'an dan mengambil kitab untuk dia baca dan pelajari.

Riana mengambil handphonenya lalu merebahkan tubuhnya di kasur dengan tangan yang menggeser-geser medsos.

"Main HP-nya jangan sambil tiduran," tegur Faiz tanpa menatap Riana.

"Terserah gue, lah."

"Nanti mata kamu yang sakit."

"Bodo amat."

"Udah ngerjain tugas sekolah?" tanya Faiz mengalihkan topik.

"Belum," jawab Riana malas.

"Kerjain sekarang! Besok kamu sekolah."

"Males."

Faiz berdiri lalu berjalan ke arah Riana. Tanpa aba-aba laki-laki itu merebut handphone yang sedang Riana mainkan. Tentu saja gadis itu marah.

Riana menduduki dirinya dengan mata yang sudah menahan emosi. Emosi Riana memang gampang sekali terpancing. "Kembaliin, gak!?"

"Kerjain dulu baru saya balikin."

Riana mengangkat satu alisnya menantang. "Kalau gue gak mau?"

Faiz menjawab dengan tenang, "Ponsel kamu gak bakal saya balikin. Dan besok saya langsung yang bakal ngehukum kamu karena tidak mengerjakan tugas."

Riana merengut kesal. Kalau sampai laki-laki itu yang menghukum dirinya, sudah dipastikan hukuman itu tidak akan ringan. "Iya, gue bakal ngerjain!" Riana mengambil buku-bukunya kemudian mengerjakan tugas-tugasnya di meja belajar milik Faiz.

Beberapa puluh menit berjalan, kedua pasangan suami-istri itu tampak sibuk dengan aktivitas masing-masing. Riana yang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya dan Faiz yang sibuk mempelajari kitab yang sedang ia baca.

Riana menggaruk kepalanya pusing. Soal-soal matematika di bukunya sama sekali tidak masuk dan tidak menemukan jawaban di otaknya. Riana melirik Faiz yang masih sibuk dengan kitab di tangannya. Riana menggigit bibir bawahnya bingung. Apakah ia harus menanyakan soal ini kepada laki-laki itu? Pasalnya sedari tadi Riana belum bisa menjawab soal-soal angka tersebut. "Emm, Gus!" panggilnya ragu.

Faiz mengalihkan pandangannya dari kitab kepada Riana. "Kenapa?"

"Boleh nanya?"

"Tentang?"

Hallo Gus!!Where stories live. Discover now