32

1.1K 76 3
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Malam sebelum ujian akhir semester di mulai.

Riana melangkahkan kakinya menuju kasur, namun langkahnya terhenti tepat di depan meja belajar yang banyak terdapat buku-buku pelajarannya yang berantakan.

Dia menatap buku-bukunya horor, menyentuh dan membuka-bukanya pelan dengan posisi yang masih berdiri—tidak mau duduk di kursinya.

"Pusing ah." Riana langsung menutup bukunya cepat dan melanjutkan langkahnya untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari memainkan handphonenya.

Riana menoleh sekilas ketika Faiz masuk ke dalam kamar.

Faiz duduk di sofa lalu membuka laptopnya. Sembari menunggu laptopnya yang masih loading, dia menatap Riana yang masih asik memainkan handphonenya.

Faiz berdeham pelan. "Bukannya besok kamu ujian?"

Riana mengangguk masih dengan handphonenya. "Iya. Kenapa? Mau kasih kunci jawaban?"

Faiz menggeleng. "Udah tau besok ujian, kenapa masih belum belajar?"

Riana menghela napas panjang. "Udah tadi."

Faiz melirik jam tangannya yang menunjukan pukul tengah sembilan malam. "Berapa jam?"

"Satu menit," balas Riana diluar dugaan Faiz sendiri.

"Kamu belajar apa buka sampul buku doang satu menit?"

Riana mengubah posisinya menjadi duduk. "Baca, baca cepet. Mana ada satu menit ngebuka sampul. Buka sampul doang mah dalam itungan detik juga bisa kali."

"Terus, apa yang kamu tangkep dari baca buku satu menit itu. Coba jelasin?"

Pertanyaan mematikan yang dihindari oleh manusia modelan Riana.

Riana menyengir lalu menggeleng pelan. "Pusing, makanya gak masuk otak," belanya.

Faiz menggeleng heran. "Ya gak bakal masuk otak lah, orang yang kamu lakuin cuman liat tulisannya tapi gak dibaca dengan benar," sindir Faiz.

Riana ingin sekali marah dengan ucapan lelaki itu, tetapi tidak bisa karena semua ucapannya memang benar.

Faiz membuka dokumen di laptopnya. "Belajar yang bener sana."

Riana kembali meng-scroll beranda Instagramnya. "Gak mau, males. Gue ngebayanginnya aja udah mual duluan."

Faiz menatap Riana yang ingin merebahkan dirinya kembali. "Belajar atau saya sita hpnya?"

Riana menegapkan tubuhnya kembali. "Apa-apaan sih main ancem-anceman kayak gitu," sentak Riana.

"Saya serius."

"Gue juga serius! Gue gak mau belajar! Pusing tau gak!?"

"Mana bisa kamu pusing duluan padahal belum nyoba?"

Hallo Gus!!Where stories live. Discover now