ENAM

24.9K 1.5K 35
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***


Hari ini Skava bersama kedua orang tua nya akan menemui Paman Sena. Untuk memberitahu dan meminta izin.

Tidak butuh waktu lama Sena dan keluarga Skava sudah sampai didepan rumah yang ditempati oleh Paman dan Bibi Sena. Rumahnya terlihat cukup luas.

Aryo mengetuk pintu terlebih dahulu. Lalu mengucapkan salam.

Tok tok tok.

"Permisi, Assalamualaikum." Lama tidak ada sautan dari sang rumah akhirnya ada yang membukakan pintu untuknya.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang paruh baya, yang adalah pembantu dirumah itu. Pembantu Tersebut terlihat bahagia dicampur sedih dan juga haru, saat melihat keberadaan Sena disini.

"Non S-sena?"

Bi Ijah Selaku pembantu Sena sebelum kedua orang tua ya meninggal dan langsung memeluk erat tubuh Sena. Rindu sekali ia dengan Sena. Lama tidak berjumpa semenjak kejadian yang menimpa keluarganya.

Sena membalas pelukan itu, sudah lama Sena tidak bertemu pembantu dirumahnya itu semenjak orang tua nya meninggal.

"Non ini beneran non sena kan? YaAllah bibi gak nyangka bisa ketemu non lagi, non sena apa kabar?" Tanyanya penuh haru.

"Iya Bi, Sena Alhamdulillah baik, gimana keadaan bibi? sena kangen banget masakan bibi dirumah apalagi kalo sama bibi." Ujar Sena menjawab.

"Bibi kabarnya baik non, oh iya non semuanya mari masuk nanti bibi panggikan tuan Rendi." Ujarnya nya mempersilahkan mereka masuk.

Sena begitupun dengan keluarga Skava Masuk kedalam setelah dipersilahkan.

"Silakan duduk, sebentar ya, bibi panggilkan tuan Rendi dulu."

Sena mengangguk tak perlu menunggu lama Rendi dan ismi datang. Selaku Paman dan bibinya yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Ada apa mencari saya?" Tanyanya Dingin.

Sena ingin menyalimi tangan paman dan bibinya itu namun Rendi tidak menerima uluran tangan Sena. Melainkan hanya ismi.

"Langsung ke intinya, saya sibuk!" Ketus Rendi.

Skava dan keluarganya bingung dengan perlakuan paman Sena ini mengapa perlakuannya dingin seperti itu, tak mau basa basi Aryo memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama saya Aryo orang tua dari skava yang telah menghamili Ponakan anda saat ini!" Ujar Aryo Langsung ke intinya.

PLAK

Rendi menampar Satu tamparan keras
dipipi mulus Sena.

"DASAR ANAK GAK TAU DIRI BISA BISANYA KAMU HAMIL DILUAR NIKAH!"

"KAMU MEMANG DARI DULU ITU ANAK PEMBAWA SIAL"

"ORANG TUA KAMU MENINGGAL PASTI KARNA KAMU ANAK PEMBAWA SIAL!"

"KENAPA KAMU TIDAK MATI SAJA DARI DULU SENA HAH!"  Sentak nya membuat hati Sena terasa begitu sesak.

Rendi mendorong Sena yang hampir terjatuh, Namun. skava langsung mencegah Sena agar tidak jatuh.

Bi Ijah hanya melihatnya dari arah dapur hanya menangis. "yaAllah Kasian non Sena." Lirihnya.

Aryo dan keluarga terkejut atas perlakuan kasar Pamannya Sena itu. Tidak menyangka.

"Cukup jangan bermain kasar. saya bisa jelaskan semuanya!" sambung skava.

Namun Rendi bukannya mendengarkan penjelasan skava malah memukul skava

Bugh

Bugh

Bugh

Rendi memukuli skava dengan sangat brutal sehingga skava mengeluarkan darah dari hidungnya. Aryo hanya diam saja melihat anaknya yang dipukuli itu Karna memang disini skava yang salah.

"Mas sudah cukup kita dengarkan penjelasan mereka dulu." Teriak ismi.

Sena Hanya menangis tak tega melihat skava yang kini diseluruh muka nya sudah banyak luka akibat pukulan keras dari pamannya.

"Saya kesini mau minta izin kepada anda untuk menikahi anak saya dengan ponakan anda, dan saya meminta anda untuk menjadi walinya Sena dipernikahannya besok Karna anda adalah wali satu satunya." ujar Aryo tegas.

"Saya tidak Sudi menjadi wali dia, Karna dia bukan lagi keluarga saya!" balasnya.

Jleb

Hati Sena sangat sakit paman nya itu tidak lagi menganggap sebagai keluarga.

Titia menenangkan Sena dalam pelukannya.

"Seorang paman seperti itu perlakuannya kepada ponakan nya sendiri? apakah pantas anda berbicara seperti itu?" Ujar Titia.

"Tau apa anda tentang dia, Dia memang pantas diperlakukan seperti itu!"

"Mas sudah jangan berdebat lagi kita selesaikan masalah agar cepat kelar." sambung ismi ia sudah muak.

"Saya Minta Maaf, atas perbuatan saya yang telah menghamili Sena, saya akan bertanggung jawab." Ujar Skava tegas.

"Baiklah saya tidak perduli mau kamu tanggung jawab ataupun tidak juga tidak merugikan saya kan?!"

Hati Sena begitu sakit mendengarkan perkataan yang dilontarkan lagi oleh pamannya.

"Saya mohon untuk anda datang kepernikahannya besok untuk menjadi wali!" Ujar Aryo.

"Saya usahakan, sekarang kalian pergi dari rumah ini!"

Tak mau menunggu lama lama disini Aryo dan keluarganya pun langsung keluar membawa Sena yang masih terisak.

****

Sesampainya di dalam mobil Titia masih menenangkan Sena.

"Sayang sudah ya jangan nangis lagi kasian anak kamu nanti juga ikut sedih." Ujarnya sambil mengelus kepala Sena.

"Maafin Sena mah Karna Sena, Kak Skava jadi dipukulin sama om Rendi."

"Hust, kamu gak salah sayang udah ya jangan nangis lagi."

"Sena, papah mau tanya apa om kamu memperlakukan kamu dari dulu seperti itu yang tidak menganggap kamu sebagai keponakannya sendiri?" Sambung Aryo bertanya.

"S-sena gak tau Pah kenapa om Rendi kaya gitu sama Sena, om Rendi selalu bersikp dingin sama Sena." Jawab Sena apa adanya.

Aryo memgangguk. "Yasudah jangan dipikirkan lagi sekarang kita pulang dan mempersiapkan acara pernikahan kalian besok, pernikahan ini hanya dihadiri oleh keluarga terdekat saja."

Tanpa berlama-lama Aryo langsung melajukan mobilnya.

****

Sesampainya dirumah Sena dan skava langsung istirahat Dikamarnya.

"Kak sini aku obatin lukanya."

"Gak perlu diobatin nanti juga ilang sendiri." Balas Skava menurutnya tidak penting.

"Gak boleh kaya gitu kak, nanti bisa infeksi lukanya!"

Sena langsung mengobati luka skava, sedang kan skava hanya pasrah degan perlakuan Sena yang lagi mengobati lukanya.

****

Holaa!
Jangan lupa vote+komennya! Terimakasih

See you!
-araa

SKAVA {ON GOING}Where stories live. Discover now