EMPAT PULUH DUA

10.2K 674 35
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

SKAVA: VOTE DULU!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

Seorang Perempuan Paruh Baya berjalan Membawakan secangkir Kopi untuk suami nya. Rutinitas Ini ia lakukan ketika Suami nya bekerja dirumah. Atau Jika suaminya baru pulang Kerja.

Reyna Menyimpan Kopi itu didepan Avanka "Aku buatin kamu kopi."

Avanka yang sedang sibuk dengan Laptopnya Menatap Istrinya Dingin "Keluar!"

Reyna Menghela Nafas Pelan.
"Mau sampai kapan Kita kaya gini mas..."

"Saya sedang sibuk, Lebih baik kamu keluar sekarang, sebelum kesabaran saya habis!" Titah Avanka

"Hari ini aku mau jenguk Remon. Kamu ikut ya?"

Avanka Tersenyum Kecut "Lebih baik kamu saja yang Menemui dia. Saya sedang sibuk."

Reyna Tertawa Renyah "Kamu selalu saja bicara seperti itu, Kamu gak pernah Pikirin perasaan Remon."

Avanka Menutup Laptopnya Secara Kasar "Tau apa kamu tentang Perasaan?" Ucapnya dengan nada meninggi.

"Aku tau Perasaan Remon Mas. Sedangkan Kamu Kaya nya nggak sama sekali."

"Cukup Reyna. Keluar kamu dari ruang kerja Saya!"

"Mas Ak--"

"KELUAR REYNA!" Avanka Segera Menarik lengan Istrinya Untuk Keluar dari ruang Kerjanya.

Reyna Meringis Karna merasakan sakit diarea Lengannya itu. Karna ulah Suami nya.

"Denger baik-baik Reyna. Saya sudah tidak perduli dengan anak itu." Ucapnya

Reyna menggelengkan Kepalanya tidak percaya "Jangan Pernah Menyesal Sama kata-kata Kamu barusan mas!" Balasnya Lalu pergi Meninggalkan Avanka.

****

Dilain Tempat Sena sedang berada di Taman Sepi. Ia sedang duduk sesekali air matanya jatuh menetes, Hatinya terasa sakit ketika melihat skava yang tengah berpelukan dengan Vera.

"Jangan Cengeng.." ucap seseorang yang tiba-tiba duduk bersebelahan dengannya.

Sena menengok Kearah orang tersebut "Kak Remon.."

"Hay ketemu lagi kita."

Sena segera Menghapus Jejak air matanya. Ia menghadap arah lain Karna tidak mau keciduk menangis dengan Remon. Padahal Remon sudah tau Jika Sena sedang Menangis.

"Kenapa Bidadari.." Tanya Remon Lembut.

Sena Menatap Remon dengan raut wajah yang susah ditebak. Bagaimana Remon bisa menyebutkan Dirinya Bidadari Bahkan Sebutan itu Hanya Zidan yang memanggilnya.

SKAVA {ON GOING}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora