LIMA PULUH SEMBILAN

6.5K 437 40
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

****

"Hel, kita kerumah sakit ya?" bujuk Flor agar istrinya ini menuruti perkataannya.

Rahel menggelengkan kepalanya lesu. Karna jika ia berdiri kepalanya terasa pusing.

"Hel, please mau ya? Nanti kalo kamu tambah parah gimana?"

Rahel memandang Flor sinis. "Kakak nyumpahin aku?"

Flor melebarkan Bola matanya. "Maksud aku bukan gitu Hel, aku gak mau aja nanti kamu sakit nya tambah parah kalo gak di periksa. Emang nya kamu mau?"

Rahel menggeleng. "Kepala aku pusing kak kalo berdiri, Rasanya pengen jatuh." Keluhnya.

Flor menghela nafasnya sesaat. baiklah sepertinya ia harus membopong istrinya agar mau dibawa kerumah sakit. "Yaudah nanti aku bopong deh biar gak pusing, gimana?"

Rahel tampak Ragu dengan hal itu. semakin pusing kepalanya ini. "Malu kak,"

"Duuh, Hel ayo dong. Mau ya kita kerumah sakit?" bujuk Flor sekali lagi.

Rahel mengangguk. Dari pada keadaan nya terus seperti ini lebih baik ia periksa. Jika ditanya bagaimana perasaan Flor ketika tahu Rahel sakit, ia tampak berfikir jika nanti istrinya hamil.

Flor hanya berdoa supaya tidak terjadi sekarang, ia tidak ingin jika Rahel nantinya berhenti sekolah Karna hamil dan dicap sebagai wanita hamil diluar nikah. Dan juga akan menganggu masa depannya. Ia tidak mau.

Bukannya ia tidak ingin memiliki seorang anak. Namun dirasa belum cukup waktunya ia tidak ingin terburu-buru memiliki seorang anak. Ia juga ingin memiliki penghasilan yang banyak dulu.

Sesampainya di rumah sakit Flor benar-benar membopong Rahel, tidak ada rasa malu ataupun itu. Ia hanya ingin Rahel kembali sehat.

"Kak turunin aku disini aja!" Kata Rahel.

"Jangan, nanti kamu tambah pusing terus pingsan gimana?"

Rahel memberontak ingin turun. "Nggak bakal kak, aku kuat buat jalan."

Flor hanya pasrah mengiyakan permohonan Rahel. Ia menurunkan Rahel, lalu tangannya beralih untuk menggandeng tangan istrinya untuk menuju ruang pemeriksaan.

Sebelum memasuki ruangan pemeriksaan Flor dan Rahel harus menunggu terlebih dahulu. Flor mengajak Rahel untuk duduk ditempat yang sudah disediakan.

"Masih pusing?" Tanya Flor diangguki Rahel.

Flor menepuk bahunya agar kepala Rahel bersender. Rahel pun menurutinya dan menyenderkan palanya dipundak suaminya itu.

Masa bodo mungkin sekelibat orang melewatinya dan memperhatikan keduanya. Rahel memejamkan kedua matanya sedangkan Flor asik mengutak-atik heandphone nya.

****

Vera memaksakan dirinya untuk memakan makanan yang sudah disediakan untuknya. Ia memandang makanannya dengan tidak nafsu sedikitpun.

"Gue laper tapi gak nafsu..." lirihnya.

Terlihat jika makanan yang ia dapat hanya ada nasi biasa, telur, tahu, sayur dan sepotong buah semangka. Itu yang hanya ia dapatkan.

SKAVA {ON GOING}Où les histoires vivent. Découvrez maintenant