LIMA PULUH SATU

8.4K 512 32
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

****

"Jadi Sena udah balik?" Pekik Bon-bon kembali bertanya.

Zidan yang mendengar bernafas lega. Begitupun yang lainnya.

"Kenapa Sena bisa ada di rumah Om, Aryo?" Tanya Zidan Penasaran.

Skava menghembuskan Nafasnya Pelan. "Dia mau gue, berpisah sama Sena untuk sementara. Dan lebih parahnya lagi dia nyuruh gue buat kuliah di Amerika." Ucap Skava terlihat Lesu.

Bagaimana Tidak, di sampingnya sekarang tidak ada Sena. Ia lebih terlihat seperti Monster. Dengan kelopak mata yang menghitam, akibat tidak bisa tidur Karna terus memikirkan Sena.

Padahal Sena akan baik-baik saja dirumah orang tuanya. Entah Mengapa Vinsen melihat Skava selama tidak bersama Sena ia terlihat seperti bukan Skava yang dulu.

"Apa lo tega ninggalin Sena sendiri tanpa adanya lo disamping dia?" Ucap Flor, ia tidak tega melihat Sena nantinya akan di tinggal Skava Pergi Jauh.

Skava menggeleng. "Gue gak akan ninggalin dia begitu aja, dan gue juga gak bakal mau kuliah di Amerika."

"Gue berharap, lo selalu ada Disamping Sena. Jangan tinggalin dia ya skav?"

Skava beralih menatap Zidan, Lelaki itu tampak terlihat Pucat. Ia hanya mengangguk sebagai tanda jawaban.

Flor menatap Zidan dengan intens. "Lo sakit?"

Bon-bon Juga ikut Melihat kearah Zidan. Betul sekali, Zidan tampak terlihat sangat Pucat. "Heh, lo---"

Zidan menggelengkan Kepalanya. Dirinya tidak apa-apa. "Gue nggak kenapa-kenapa, emang kenapa?" Ketus nya. Memotong Perkataan Bon-bon yang Ingin Berbicara.

Plak!

Bon-bon menggeplak kepala Zidan. Bisa tidak, ia berbicara biasa saja. Jangan dengan nada ketus seperti itu. "Untung deh lo gak kenapa-kenapa, lo tau gak Zid, ada banyak perubahan dari diri lo." Tegas Bon-bon. Merasa aneh dengan tingkah Zidan.

Zidan menarik satu alisnya keatas. "Aneh, Gue aneh kenapa?" Tanya Zidan balik.

Bon-bon menghembuskan Nafas kasarnya. "Lo sekarang jarang main sama kita Zid, lo jarang ke markas juga, kalo skava wajar. Dia udah punya istri. Sedangkan lo?" Benar akhir-akhir ini ia jarang sekali melihat Zidan, Hanya disekolah saja ia melihat teman satunya ini.

Skava hanya memperhatikannya saja. Ia  jarang berkunjung ke Markas nya ia merasa gagal menjadi ketua dari Revogas. Sesekali saja ia hanya berkunjung kalau sedang ada waktu luang. Dan untuk restoran yang ia Punya. Skava masih bisa mengurusnya dengan baik. Meski ia kesana seminggu sekali.

****

"Serius?!" Pekik Rahel, saat Flor menceritakan Sena yang sudah Pulangd dari rumah sakit.

Flor menganggukan Kepalanya. Istrinya ini terlihat sangat senang mendengar kabar tersebut.

"Besok kita main ke apartemennya ya? Boleh please." Ucap Rahel memohon kearah Flor agar mengizinkan dirinya bermain bersama Sena.

Flor tampak tidak tega melihat Permohonan istrinya. "Tapi Sena belum bisa pulang kerumahnya Hel." Tampak raut wajah Rahel yang berubah seketika.

SKAVA {ON GOING}Where stories live. Discover now