TUJUH PULUH

3.8K 169 338
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

AYooo semangat kembali mengingat cerita ini! Hwehwehwehwe.

***

Pria paruh baya itu mengetukkan jemarinya dimeja seraya menatap tajam para bodyguard didepannya yang berhasil membuat Skava kabur dari Rumah sakit. Bodoh, ia mempercayai salah satu bawahannya yaitu Marsel.

"Ceritakan semuanya," perintahnya menatap tajam.

Salah satu dari mereka maju untuk memberikan map yang tertera surat perjanjian. "Maaf tuan, didalam map ini sudah tertera bahwa Marsel sudah bukan bagian dari kita lagi. Dan ada tanda tangan sendirinya bahwa ia sudah mengundurkan diri." ucapnya memberikan Map tersebut ke meja pria tua itu.

Bimo membuka Map tersebut lalu ia mulai melihat isinya begitupun dengan pengunduran Marsel yang secara tak hormat menurutnya mengundurkan diri dan pergi begitu saja.

"Perlu anda ketahui tuan Vinsen yang merencanakan semua ini tuan."

Bimo mengangguk seraya menatap bawahannya yang dihadapan nya kini. "Apa mereka sudah pergi dan akan kembali ke Indonesia?"

"Betul tuan, tuan Skava dan tuan Vinsen langsung pergi meninggalkan Amerika malam ini, tetapi beberapa bodyguard lainnya sudah kami siapkan untuk menangkap mereka untuk kembali kesini tuan." ucapnya lagi.

Bimo menggeleng. "Tidak perlu kalian semua menangkap mereka! Biarkan mereka kembali ke Indonesia." perintahnya mutlak.

Bodyguard tersebutpun tampak sedikit terkejut. Tanpa membantah sedikit pun mereka langsung mengangguk patuh.

"Baik tuan."

Bimo melakukan ini karena ia sengaja membiarkan dulu mereka berdua kembali karena ia tahu jika sudah begini bukan waktu yang tepat untuk melakukan rencananya. Karena ia sudah bodoh mempercayai bawahnya itu yang sudah menyeludup membiarkan Vinsen pergi membawa Skava.

*****

Masih didalam penjara kini Vera yang kehamilan nya akan memasuki usia tujuh bulan menunggu antrian makan yang berada didalam penjara itu. Banyak Nara pidana tertahan disini masing masing karena kesalahan nya sendiri. Bapak bapak maupun ibu-ibu.

Ia tidak nafsu makan selama didalam penjara ini. Tetapi melihat perut nya yang sangat kecil seperti orang hamil baru menginjak empat bulan membuat nya memaksakan apapun makanan harus ia tetap makan agar nutrisi untuk anaknya bagus.

"Makanan kali ini pake ikan tongkol, tempe, sama sayuran. Enak nih," celetuk Salma yang berada disampingnya.

Vera hanya diam selesai ia mengambil makanan lauk ia duduk dipinggir pojok bersama Salma dan yang lainnya.

Vera mengunyah makanan itu seperti ada yang kurang rasanya. Entahlah padahal ia tidak pernah makan makanan seperti ini.

"Ver, besok kita bakal makan enak tau." ucap Salma.

Vera yang sedang mengunyah makanannya pun bertanya." Maksud lo?"

Salma menjilat kelingking nya lalu menatap Vera. "Setiap tiga bulan sekali, pasti menu makanan disini enak. Lo bisa makan Chiken, biasanya kita kan sehari hari dikasih nya tempe, telor, sayur. Tapi besok gue yakin kita bakal makan Chiken!" serunya senang.

SKAVA {ON GOING}Where stories live. Discover now