LIMA PULUH

9.7K 492 65
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

****

Zidan mengambil Nafasnya dalam-dalam. Tubuhnya Terasa lelah. Batinnya Juga sudah lelah. Pagi tadi Avanka dan Juga Reyna kembali berdebat. Entahlah, Ia sudah Pusing. Hanya masalah sepele harus berdebat. Sekarang ia berada di rooftop bersama yang lainnya. Yang lain berbincang sedangkan ia hanya menyendiri. Malas untuk berinteraksi.

Teman-temannya pun bingung mengapa Zidan sangat berbeda hari ini.

Vinsen berjalan kearah Zidan. "Lo kenapa?" Tanyanya.

Zidan menghadap arah lain. Ia menggelengkan kepalanya pertanda tidak apa-apa.

Yang lain pun tampak merasakan hal aneh dari Zidan.

"Kalo ada Masalah cerita, lo kemarin kemana? Tiba-tiba Pergi?" Tanya Vinsen. Menanyakan keadaan Sewaktu mereka dirumah sakit. Dan tiba-tiba Zidan pergi.

"Gue, ada urusan, Mendadak." Jawab Zidan.

Vinsen mengerutkan keningnya. Apakah Zidan sedang berbohong.

"Ada hal aneh dari lo."

Zidan berusaha santai saja. "Hal aneh apa? Gue gak kenapa-kenapa!"

Bon-bon yang melihat semua itu dari tadi ikut menghampiri Zidan. "Heh curut! lo kalo ada masalah bilang sama kita. Kita pasti bantu, Ya gak?!" Tanya Bon-bon menatap kearah teman yang lainnya.

Flor dan Juga Vinsen hanya mengangguk.

Flor menghela nafasnya Sebentar. "Skava balik?"

Vinsen menggelengkan Kepalanya tidak tahu. Begitupun Bon-bon.

"Gue mau ke kelas!" Ucap Zidan lalu pergi meninggalkan mereka semua.

"Zidan sekarang gak asik!" Desis Bon-bon.

****

Skava menuju kamarnya yang berada dilantai atas. Ia akan menemui Sena dan mengajaknya untuk tinggal bersamanya. Ia lebih berhak atas semuanya. Karna Sena adalah istrinya. Sekali Papahnya pun tidak bisa menghalanginya.

Skava melihat para bodyguard yang sudah ada didepan kamarnya. Namun ia tetap acuh. Tetap melanjutkan jalannya menuju kamarnya. Namun, belum sempat ia membukakan pintu kamarnya dua orang bodyguard suruhan Papahnya sudah mencegahnya terlebih dahulu. Ia tampak kesal.

"Minggir!" Desisnya tajam.

Bodyguard itu saling menatap. "Maaf, tuan. Kami diperintahkan untuk tidak membiarkan tuan menemui Nona Sena." Ucap salah satunya.

Skava segera mendorong keduanya. "Lo gak berhak larang-larang gue masuk!" Desisnya.

Ketika Skava hendak berjalan lagi. Ada salah satu bodyguard yang berkata. "Tuan, Anda dipanggil Untuk Menemui Pak Aryo diruang kerjanya. Mohon untuk segera datang."

Skava memejamkan matanya Sebentar. Menahan emosi yang bergejolak. Segera ia berjalan ke ruang Aryo. Yang memanggil nya untuk menemuinya.

Ketika ia sudah masuk keruangan Aryo. Skava disuguhi pemandangan Aryo yang menatapnya seraya tersenyum.

"Papah sudah bilang. Biarkan Sena berdiam disini dulu." Ucap Aryo.

SKAVA {ON GOING}Where stories live. Discover now