LIMA PULUH ENAM

6.6K 387 24
                                    

SKAVA: VOTE DULU!

Jangan jadi sider

****

Jam sudah menunjukkan waktu siang. Dan  Sena masih berada dirumah sakit, Dokter baru menyarankan Sena pulang nanti ketika Sore. Sungguh saat ini Sena sangat tidak nyaman dan dihantui rasa takut yang terus menghampiri nya. Bagaimana nanti jika dirinya pulang dengan keadaan seperti ini? Dengan kaki yang masih di perban dan jalan memakai alat bantu.

"Maafin aku ..."

Sena mengangkat kakinya hendak turun. Namun, gagal.

"Shh ... Aku harus bisa!"

Sena berpegangan dengan ujung ranjang rumah sakit dan menggeser kakinya untuk turun kebawah dengan rasa sakit yang menjalar dan juga disertai rasa lemas.

Jika bertanya dimana Avanka pria yang tidak sengaja menabraknya tadi pagi. Ia telah pergi ke kantor karna ada urusan penting, Pria itu rela meninggalkan Sena karna Sena akan pulang sore ini. Alhasil ia bisa meninggalkan Sena dan kembali lagi nanti.

"Huh, akhirnya bisa." seru Sena ia perlahan menghampiri alat bantu yang bersender di dekat nakas.

Sena mulai berdiri dengan alat bantu itu. Sebelum itu ia juga mencopot infus yang berada ditangannya.

Makasih om Avanka, saya pergi duluan maaf. Om udah membantu saya lebih dari cukup. Terimakasih

-sena

Setelah menulis kata itu dikertas Sena menyimpan di atas nakas. Ia mulai berjalan pergi dari kamar tersebut.

Karna Sena tidak membawa uang sepeserpun alhasil ia harus berjalan kerumah mertuanya. Sena berjalan hampir setengah jam dengan pelipis yang dipenuhi keringat. Membuat tubuhnya sedikit basah karna terik matahari yang sangat panas.

"Akhh ... " Sena yang merasa kakinya berdenyut nyeri memilih berhenti ditengah jalan dan duduk di kursi yang telah disediakan.

Kakinya berdenyut pasti karna kelamaan berjalan. Pikirnya.

Seorang lelaki yang melihat perempuan yang ia kenali sedang duduk dipinggir jalan segera turun dari motor besarnya. Ia menghampiri Sena yang terlihat pucat.

"Sena?" Pekik orang tersebut.

Sena segera mendongak melihat seseorang yang memanggil namanya.

"Kak Vero?"

Vero memperhatikan Sena yang sedang memegang kakinya. "Kaki lo kenapa?" Pekiknya.

"Aku keserempet mobil kak,"

Vero melebarkan bola matanya terkejut. "Kenapa bisa?! Kenapa lo disini cuman sendiri sen?" Tanyanya terkejut karna tidak melihat keberadaan orang terdekat Sena.

Sena menggeleng. "Tadinya aku mau pulang habis olahraga, terus pas aku nyebrang gak sengaja ada mobil yang melaju cepat. Aku yang salah kak, aku gak liat ada mobil alhasil aku berusaha ngehindar tapi malah aku keserempet."

Vero menatap Sena iba, kasihan sekali.

"Keluarga lo nggak ada yang tau soal kejadian ini?" Tanya Vero lagi dan Sena menggeleng.

SKAVA {ON GOING}Where stories live. Discover now