Three

3.9K 456 52
                                    

Bryan terlihat menyeringai dibalik lima kartu yang tengah ia pegang, dengan percaya diri ia menunjukkan kartunya dan berkata, "full house

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bryan terlihat menyeringai dibalik lima kartu yang tengah ia pegang, dengan percaya diri ia menunjukkan kartunya dan berkata, "full house."

"Straight flush." Ray melempar kelima kartunya dan membuat Bryan meraung tidak Terima. Bryan kalah lagi dan ini sudah ketiga kalinya dalam pagi ini.

"Sial... Kapan aku bisa mengalahkan mu? Kalau seperti ini terus aku tidak bisa menantang Jacob."

"Aku hanya beruntung saja. Jacob tidak mungkin seberuntung ini."

"Tetap saja setidaknya aku harus mengalahkanmu dulu sebelum bertarung dengan pria brengsek itu di casino nya".

Itulah rencana Ray dan Bryan untuk membalas sakit hati Bryan dulu, mengalahkan Vin diatas meja judi. Vin tidak akan menyangka bahwa mantan istrinya yang polos dan ia injak-injak dulu, ternyata bisa bermain judi.

"Kita bisa mencoba blackjack atau baccarat."

Bryan menggeleng, "Sudah cukup hari ini, aku ada wawancara dengan salah satu stasiun radio jam sebelas." Lelaki cantik bermata indah itu melirik keberadaan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. "Kemana kakak mu membawa Will?"

"Aku tidak tahu. Felix bilang akan mengembalikan Will pagi-pagi, tapi ternyata sampai sekarang belum datang juga. Kau sudah menghubungi ponselnya?"

"Hmm ponsel nya dimatikan."

"Kau ingin mengalahkan Jacob kan? Bagaimana kalau nanti malam kau ikut denganku?"

Bryan yang hendak menuju kamar pun menoleh, "kemana?"

"Kemeja judi yang sesungguhnya. Kita tidak pernah tahu kemampuan mu yang sebenarnya kalau kau tidak pernah mempraktekkannya langsung."

"Dan besok namaku akan muncul di surat kabar dengan judul 'janda Jacob turun kemeja judi juga.' No... Thanks."

"Percaya padaku, namamu aman, kedatangan mu aman, kemampuanmu bertambah."

Bryan menatap Ray cukup lama hingga akhirnya berkata, "Satu-satunya orang yang paling kupercaya di dunia ini adalah kamu. Jam berapa kita pergi?"

Ray tersenyum lebar mendengar hal itu, "Jam sepuluh."

Bersamaan itu mereka mendengar pintu rumah mereka terbuka, dan muncullah sosok Will dari sana.

"Maaf aku terlambat." kata Will.

"Bersiaplah Will.. Kita langsung berangkat."

"Kau tidak diantar Felix?" tanya Ray karena tidak mendengar suara mobil kakaknya tadi.

"Felix bertemu teman lama, aku pulang naik taksi. Aku siap-siap dulu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love Shoot! | Sungsun ✔Where stories live. Discover now