Eighteen

3.5K 398 86
                                    

"Sebenarnya aku tidak suka menanyakan hal ini, kau ada niatan untuk menghabisi Ray atau tidak?"

Axell menelan ludah sebelum menjawab pertanyaan bosnya, "aku kehilangan jejaknya."

"Jangan membodohi ku Axell, hampir sebagaian hidupmu kau lakukan untuk membunuh orang. Tapi kali ini kau sengaja mengulur waktu. Jika kau tidak segera bertindak, Mrs. Millagros akan menyewa pembunuh lain."

"I know it."

"Sejak awal aku sudah menolak permintaan ini Axell, tapi kau bersikeras menerimanya. Mrs. Millagros amat sangat marah sekarang karena baru bertemu Steve yang berduaan dengan Ray. Aku bahkan lebih suka merekrut Ray menjadi anggota Snow White dibanding menyingkirkannya."

"Tunggu saja. Aku akan melakukannya."

Axell mengakhiri panggilan telepon dan mulai memesan tiket pesawat. Saatnya berburu ke Denver.

"Bajingan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bajingan itu." gumam Bryan saat memasuki Casino dan melihat Vin duduk di meja judi menemani lima wanita cantik yang sedang bermain. Mata pria itu terlihat terpejam saat tersenyum atau tertawa, pria itu seolah menikmati waktunya saat ini.

Cihhh... Rujuk dari Mesir.

Bryan berbalik menuju meja judi lain dan melihat Vero tengah memandu empat orang pria dominan bermain poker.

"Boleh aku bergabung disini?" tanya Bryan mengagetkan mereka.

"Wahh Bryan Nerithone...."

Suasana langsung berubah heboh dan Bryan mendapat tempat duduk di tengah-tengah. Lelaki itu juga tidak berhenti tersenyum saat menjawab sapaan para pria yang mengaku sebagai penggemarnya.

Kehebohan di meja itu menarik perhatian Vin juga, dan Vin rasanya ingin mengobrak-abrik casino nya sendiri melihat mantan suaminya sekaligus calon suami keduanya duduk satu meja bersama empat pria untuk bermain judi.

"Maaf ladies... Aku tinggal dulu."

Kelima wanita itu langsung merajuk dan berprotes manja pada Vin, tapi Vin tidak peduli lagi. Ia harus segera menghampiri Bryan dan menyeretnya menuju penthouse.

"Bryan sayang..." sapa Vin semanis mungkin. Rasanya ia ingin menonjok para pria-pria itu, mereka melirik tubuh Bryan yang meski sudah berpakaian tertutup namun berhasil menonjolkan pantat semok nya dan pinggang yang ramping.

"Kau main judi?" tanya Vin lagi saat melihat Bryan membuka kartu yang baru saja dibagikan Vero.

"Kenapa memangnya Mr. Vincent? Apakah pihak bawah seperti ku tidak boleh main judi?"

"Bukan tidak boleh sayang. Aku hanya tidak pernah melihatmu bermain judi sebelumnya."

"Itu karena kau terlalu sibuk melihat wanita lain bermain judi." jawab Bryan tanpa menoleh pada Vin.

Love Shoot! | Sungsun ✔Where stories live. Discover now