Twenty Seven

2.4K 307 40
                                    

Vote and comment! Kalau mau, follow juga akun ini hehe😄 happy reading-! ◝(⑅•ᴗ•⑅)◜..°♡

『••✎••』

"I got you." kata Steve dengan senyum terkembang.

Ray melotot tidak percaya melihat kombinasi kartu yang Steve punya, lima buah kartu heart dengan urutan 10, jack, queen, king, dan as. Royal flush, kombinasi yang sangat jarang terjadi di dunia perjudian poker.

"Kau curang." teriak Ray tidak terima.

"Curang apanya?" balas Steve dengan tenang. "Hanya kita berdua yang bermain di meja ini."

"Kau pasti bekerja sama dengan Vero."

Vero syok mendengar hal tersebut, "Mr. Raymond." tegurnya.

"Sudahlah Ray, kalah ya kalah saja. Tidak perlu berkilah." kata Steve. "Sekarang berdirilah di atas meja judi dan katakan kalau Kenneth Raymond mencintai Steve Jeremy Smith."

"Kenneth Raymond mencintai Steve Jeremy Smith." kata Ray dengan nada datar. "Kapan-kapan kita harus bermain lagi Smith. Dan kupastikan kau akan kalah."

"Akan ku tunggu hari itu sayang. Ngomong-ngomong kau yang curang. Perjanjiannya kan tidak seperti itu."

"Aku hanya menerima tantanganmu untuk bermain judi, tidak dengan yang lainnya, jadi aku tidak curang."

Steve menatap kekasihnya yang sudah berdiri, Ray mendekati pria itu dan membungkuk, "Tidak perlu orang lain yang tahu. Cukup kau saja yang tahu kalau aku mencintaimu." bisik Ray pada telinga Steve.

Setelah itu Ray langsung pergi, meninggalkan Steve yang senyam-senyum tidak jelas. Kenneth bisa bersikap romantis jika ia mau, dan Steve juga menyukai sisi Ray yang itu. Apapun yang Ray lakukan tidak ada yang tidak Steve sukai.

"Aku juga mencintaimu." gumam Steve entah pada siapa.

Steve mengambil sesuatu yang ia selip di balik lengan kemejanya, dan memberikannya pada Vero.

"Terima kasih atas bantuannya Vero."

"Yes sir." Vero menerima lima buah kartu yang berbeda jenis dan berbeda angka tersebut.

Nyatanya Steve lah yang curang, karena itu Steve membiarkan Ray pergi begitu saja. Yang penting ia sudah mendengar kalimat cinta itu meluncur keluar dari bibir Ray.

Steve keluar dari casino untuk menyusul kepergian Ray menuju kamar mereka, tapi begitu sampai lobby, Steve melihat kedatangan Van. Raut wajah Van yang tidak biasa membuat Steve waspada, jika Van berwajah muram seperti ini, itu berarti sesuatu yang besar sudah terjadi-sedang terjadi-atau akan terjadi. Yang manapun itu pasti bukan pertanda baik.

Van mendorong Steve menuju lift yang kosong.

"Berita tentang perkelahian mu dan Harry sudah tersebar." kata Van begitu pintu lift tertutup. "Termasuk ke telinga Eduardo di Italia. Ayah Harry itu juga tahu kalau Harry menyukai Ray. Dan sepertinya pria tua Eduardo itu tertarik pada calon suamimu."

Steve berdecak, "Ayah dan anak sama saja."

"Mulai sekarang lebih baik kau jaga Ray baik-baik. Aku takut Eduardo tua itu akan membawa Ray sebagai umpan agar Harry mau pulang ke Italia."

Steve melonggarkan ikatan dasi yang seakan mencekiknya, semua kejadian tidak terduga datang bertubi-tubi, dan semua berpusat pada Kenneth.

"Aku bisa saja menjaga Ray, tapi anak itu yang tidak mau di jaga." gumam Steve.

Van tersenyum mendengar perkataan Steve. Kenneth yang sudah berusia matang Steve panggil dengan sebutan anak?

"Sepertinya kau bahagia dengannya." kata Van.

Love Shoot! | Sungsun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang