Twenty Five

2.6K 336 38
                                    

Vote sama comment plss! Aku sudah berusaha untuk update setiap hari tapi kalian ga pada ngevomment untuk apa???:;((•﹏•๑)));:

Buat kalian yg udh vote & comment thanks yaaa❤

ˏ⸉ˋ‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙'⸊ˎ

Kenneth Raymond

"Kirimkan bunga untuknya."

"Matt." tegur Nick.

"Tenanglah kak, hanya bunga semoga lekas sembuh."

"Jangan main-main Matt. Kau harus ingat ada siapa di belakang lelaki kecil ini."

Matt menyeringai kecil, "Sebagai anggota Lionis, seharusnya kita memberi salam perkenalan pada calon nyonya Eduardo kan Nick?"

Nick menghela nafas, "Dia calon nyonya Smith."

"Kalau Harry menyuruh kita merebutnya dari Smith bagaimana?"

Nick mengusap wajahnya dengan kasar. Hal itu memang mungkin saja terjadi, tidak mungkin Harry langsung setuju masuk sebagai anggota Lionis kalau tidak dengan pemikiran yang matang. Harry pasti punya tujuan tertentu. Entah untuk merebut Kenneth dari Smith atau memang ingin menggulingkan Red Blood, yang manapun itu kalau Harry menjadi ketua Lionis Nick dan Matt harus menuruti semua keinginan pria itu. Termasuk melawan Steve Smith sekalipun.

Sebenarnya Nick menghindari hal ini, bukan karena ia takut. Tapi Smith lebih cocok dijadikan teman dibanding lawan.

"Urungkan saja niatmu itu, Harry belum mengatakan apa-apa pada kita. Jangan mencari masalah." kata Nick.

Matt memang suka mencari masalah, jadi dia tetap mengirim bunga itu hanya untuk melihat reaksi Steve. Dan Matt langsung mendapatkannya sore itu, kunjungan Cedric Van Everest di penthouse mewahnya.

"Aku selalu bertanya bagaimana kau bisa masuk kesini Van?" tanya Matt yang sedikit kaget dengan keberadaan Van.

Pria berambut hitam itu sedang duduk di sofa ruang santainya sambil memainkan ponsel, kakinya ia julurkan keatas meja.

"Apa yang tidak bisa Red Blood lakukan Lionel?"

Inilah yang membuat Matt membenci Van.

Kesombongan pria itu.

"Ada perlu apa kau kemari?" tanya Matt sambil menuangkan segelas whiskey untuk dirinya sendiri. Matt baru sadar bahwa disebelah Van tergeletak bunga baby breath yang tadi ia kirim pada Kenneth.

"Mengembalikan pemberian mu. Steve tidak suka bunga. Apalagi bunga baby breath."

"Aku tidak mengirim bunga itu untuk Steve."

"Really? Lalu kenapa Steve menyuruhku mengembalikannya padamu? Tidak kusangka seleramu berubah, Steve memang mempesona tapi ia tidak suka pria seperti mu."

"Brengsek kau Van. Kau pasti tahu bunga itu untuk siapa."

"Aku tidak tahu Matt. Tapi bagaimana kalau Nick tahu jika kau pernah tidur dengan ibunya?"

Wajah Matt langsung memucat dan Van tersenyum melihat hal itu.

"Kau dan Nick memang bersaudara, tapi kalian berbeda ibu. Bagaimana reaksi Nick kalau tahu kau pernah meniduri ibu tirimu yang tidak lain adalah ibu Nick? Bukankah Liones akan terpecah?"

"Bajingan kau."

"Kau tidak salah kan Matt? Yang bajingan itu kau bukannya aku."

Van bangkit berdiri dan mendekati Matt, "Jangan main-main dengan Red Blood Matt. Kau tidak tahu informasi apa saja yang sudah kita punya untuk menghancurkan Lionis. Termasuk hubunganmu dengan Harry Eduardo. Dan satu lagi, jangan pernah ikut campur dengan kehidupan Steve. Steve dan Kenneth itu satu paket, kalau kau mengusik Kenneth sama dengan kau mengusik Steve. Jadi pikirkan baik-baik sebelum bertindak."

Love Shoot! | Sungsun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang