Thirty

4K 347 56
                                    

Vote & comment! Thanks for your support guys Happy reading!

∘₊✧──────✧₊∘

Semua orang memujinya cantik. Sangat cantik. Dan Ray hanya tersenyum menanggapi hal tersebut. Kemeja berwarna putih dengan dibalut jas berwarna senada, sepatu pantofel nya juga membuat dirinya terlihat sangat bersih dan suci. Hari ini Ray akan menjadi pangeran seharian.

"Apa itu?" tanya penata rias yang Winter rekomendasikan padanya.

"Earpiece. Aku harus menghubungi temanku yang tidak bisa datang." jawab Ray sambil memasang benda kecil tersebut pada telinganya.

"Jangan lama-lama, sepuluh menit lagi kau harus keluar."

Ray mengangguk dan penata rias tersebut pergi meninggalkannya.

"Apakah dia sudah datang?" tanya Ray saat ia tersambung dengan Axell yang sedang mengintai menggunakan teropong dari kamar tamu. Lelaki itu bertugas mengawasi para tamu yang baru datang.

"BK 639 No. Aku melihat mobil hitam itu mengantri untuk diperiksa." jawab Axell.

Cih...

Berani sekali orang itu datang kesini setelah mencelakai Steve-nya.

"Terima kasih Axell."

"Kau yakin akan melakukannya sendiri?" tanya Axell.

"Aku bisa melakukannya untukmu."

"Tidak biarkan aku sendiri. Kau bisa kembali ke bawah, Sam mungkin sedang mencarimu."

Saatnya beraksi. la punya waktu sepuluh menit sebelum orang yang tidak jelas laki atau itu datang kembali untuk memeriksa hasil riasannya.

Ray keluar dari kamar dan melihat keadaan sekitarnya yang lumayan sepi, semua orang pasti sibuk di halaman belakang karena upacara pernikahan akan segera dilaksanakan. Tanpa ragu Ray berlari ke lantai atas, ternyata Axell masih menunggunya di sana.

"Aku sudah menyuruhmu turun kan?" kata Ray setelah menutup pintu kamar.

Lelaki itu mengambil tas senapannya yang Axell letakkan diatas tempat tidur.

"Aku ingin melihat seorang pengantin yang sedang membunuh orang." jawab Axell.

Kurang dari satu menit barrett Ray telah siap. la menghampiri jendela yang terbuka dan mulai mencari mangsanya. Jangan sampai sang target keluar dari mobil, itulah rencana Ray.

Axell berdiri di sebelah Ray dan ikut melihat kearah kerumunan orang yang baru datang. Ia memang tidak bisa melihat Salvador, tapi Axell tahu dimana mobil Salvador diparkir.

Itu dia sedang bersiap hendak keluar.

Begitu tangan Salvador memegang pintu mobil, Ray langsung melepas pelatuknya. Salvador mati dalam posisi duduk di dalam mobil. Tidak ada saksi, tidak ada yang tahu. Bahkan suara pecahan kaca pecah di redam oleh hiruk pikuk suara para undangan yang baru datang.

Axell bertepuk tangan dan melirik Ray, "Perhitungan yang akurat. Seharusnya aku tidak mengundurkan diri dulu dari Snow White."

Axell membongkar senjatanya lagi.

"Boleh ku simpan barrettmu?"

"Memangnya selama ini aku memintanya darimu?" balas Ray.

Setelah memasukkan senjatanya ke dalam tas, Ray mendorong tas tersebut masuk ke bawah kolong tempat tidur. la menuju toilet untuk membasuh tangannya sedang Axell bertugas membersihkan selongsong peluru yang terjatuh.

Keduanya langsung keluar dari dalam kamar setelah memastikan tempat itu bersih.

"Dari mana saja kalian?" Itu suara Bryan, submisif itu berdiri berdampingan dengan Willard.

Love Shoot! | Sungsun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang