15. Capek

124 48 58
                                    

Farhan meminta seluruh keponakan turun makan malam bersama, oleh sebab kedatangan Marnia setelah sekian lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Farhan meminta seluruh keponakan turun makan malam bersama, oleh sebab kedatangan Marnia setelah sekian lama. Tepatnya setelah berpisah dengan suami beliau terlalu banyak kehilangan minat bergabung dengan kerabat maupun teman lamanya. 

Bibir wanita itu memaksakan senyuman kecil yang telah tak pernah diperlihatkan lagi ke pada siapapun sekian lama. Di kediaman keluarga besar Sudirman almarhum sahabat kecilnya dulu setidaknya ia harus bersikap sebaik mungkin.

Dari menjalani masa kanak-kanak yang menyenangkan, ke masa-masa remaja yang sangat amat sulit dijalankan, hingga  menjadi dewasa yang tidak diinginkan.

Farhan tersenyum melihat dengan cekatan Marnia menyiapkan beberapa piring dan mangkuk berisi menu makan malam di meja, bercanda gurau dengan Tiara meskipun tentu berbeda rasanya dengan mediang almarhumh istri Dirman semasa hidup. 

Setidaknya wanita itu bisa tersenyum sekaligus melepas penat dari keseharian membosankan. Sementara di atas anak tangga terlihat Naraya sedang memandang kosong ke arah mereka tak berminat, seperti biasa mungkin anak itu memilih untuk tidak bergabung.

Tetapi kali ini Farhan tak akan biarkan keponakannya itu mengurung diri sendiri lagi, dan menangis ditemani oleh sepeninggalan bersama foto kenangan masa kecilnya, dadanya jadi sesak sendiri jika ingat.

"EY EY! NARAYA TURUN ANAK CANTIK! NGAPAIN KAMU BENGONG DI SITU? NTAR KESAMBET MONYETNYA CHANDRA KAN NGGAK LUCU." Dewa yang sedari tadi tersenyum girang menyaksikan keramaian lantas tertawa keras karena lelucon yang dilontarkan secara spontan oleh duda muda ini.

"Om, om! Emangnya, Kak Chandra punya monyet?? Soalnya kalo ngomong sama Dewa masa bahasannya monyet teluss." Hati seseorang menghangat mendengar tawanya menyaksikan senyum girang dari adik tersayang.

"Punyaa ... Dulu pas masih di Bandung, Kak Nachandra anaknya aktif banget. Sampe melihara monyet di dalem rumah tuh ikut manjat-manjat loteng," jawab Farhan antusias untungnya Nachandra hanya membahas tentang monyet pada Dewa. 

Ya syukurnya sih, begitu.

"Kak Chandra hebatt hihihi!"

Naraya menerawang dari sekelebat bayangan Chandra naik loteng sampai tersenyum manis padanya.

Gadis itu mulai gila, menggeleng cepat membuyarkan sesuatu yang semula melenceng, memiringkan kepalanya lantas tersenyum kecut ketika dirinya bahkan yakin tak pernah membuat adiknya bisa tertawa semenyenangkan itu seperti yang dilakukan Nachandra?

Agak aneh. 

"Hebat, tapi agak rada-rada ya." Tawa orang dewasa di sana pecah menertawakan bocah tengil satu itu. Ada saja tingkah anehnya setiap hari.

Tak terkecuali dengan Marnia, ternyata anak itu masih mengingat baik teman sejatinya dulu, monyet peliharan yang pernah menemani ke mana-mana meski orang-orang memandang aneh, karena pada dasarnya Nachandra itu setia.

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now