54. Pendatang Baru

80 28 63
                                    

"Well, lo nggak bakal percaya apa yang gue temuin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Well, lo nggak bakal percaya apa yang gue temuin... seseorang nyebarin foto lo pas lagi ngebar sama Callista." Sebelas alisnya terangkat lalu dia terkekeh sepintas.

Yang diajak bicara malah banyak diam sepeti orang linglung namun tetap mendengarkan dengan seksama, kepalanya menoleh pelan ke arah temannya.

"Gawat boss kalau sampe cewek yang lo cinta itu tau."

"Siapa? Gimana lo bisa tau?" Mendekat mulai penasaran.

"Alumni anak SMA Alaskar kan temen gua semua, lupa lo? Kayak nggak tau aja temen-temen Kasabry gimana, mereka suka mata-matain orang," jelas Lukas masih menatap lurus fokus menyetir.

"Lo masih deket sama Kasa?" Nachandra langsung teringat anak bernama lengkap Kasabry Pratama anak dikenal paling berandalan se-SMA Alaskar. Kepalanya memutar balik ingatannya pada saat dia masih berusia empat belas tahun dan dirinya pernah menjalin pertemanan baik dengan Kasa.

Sampai otaknya berkerja keras mengingat bahwa ternyata mereka sempat bertemu pandang juga sekilas dan Kasa berlalu begitu saja seperti tak mengenalnya sama sekali.

"Ya gitulah, kan dulu lo juga. Sayang banget lo pindah ke sekolah Yura," jawabnya menyayangkan. "Lo kenal sama Pangeran?" Kali ini alisnya bertaut serius.

"Kenapa emang?" Nachandra menjawab sangat santai meskipun sebenarnya malas membahas ke arah sana.

"Setau gua anak itu yang nyebarin foto lo ke grup anak SMA Antariksa. Lo nggak tau si biang onar? Barbar banget emang temen-temen Kasa, terutama Pangeran."

Merogoh saku berupaya mencari ponsel lamanya. Lupa, ternyata masih disimpan oleh sang ayah belum dikembalikan hingga saat ini, entah bagaimana sekarang ia harus memeriksa grup sekolahnya.

"Temen lo ada yang dari Antariksa?" Lelaki itu mengusap wajah kusutnya mengalihkan pembicaraan.

"Enggak ah, temen gua di Antariksa cuman lo doang," ucap Lukas enteng sambil memperlihatkan deretan giginya." Mau ketemu Kasa lo?"

"Boleh."

"Main-main lah ke tongkrongan kita nanti. Balik ke Jakarta kan lo?" tanyanya serius memastikan. "Nyebat lagi kek dulu, emang nggak bosen apa lo jadi anak bae bae terus." Lukas menggigit buah apel merah diambilnya dari dalam kantung plastik, terlalu santuy saat menyetir.

"Baru sebulan nurutin kemauan Mama buat nggak nakal-nakal lagi aja gua udah eneg," gumamnya menoleh ke arah temannya menampilkan senyum geli. "I know it's hard bro."

Pemuda itu nama lengkapnya Lukas Abraham. Sudah kelewatan hafal teman satu ini memang suka sok paling tau tentang perasaan orang lain jadi rasanya sudah tak heran lagi.

"Lo salah, gue nyaman kayak gini." Pupil mata Lukas melebar menatap sang kawan tak percaya. Apakah mungkin seorang mantan berandalan yang suka pergi keluyuran tengah malam pulang pagi sekedar untuk berkelahi dan menikmati kebebasan menjadi anak nakal berubah sedemikian pesat?

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now