62. attraction⚠️

244 33 97
                                    

Warning 🔞 : Mature content.

Lelakinya-ah tepatnya calon tunangannya muncul di depan kost-an bersyukur malam apalagi jam segini, siapa sih yang mau menggangu mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelakinya-ah tepatnya calon tunangannya muncul di depan kost-an bersyukur malam apalagi jam segini, siapa sih yang mau menggangu mereka. Bahkan ibu-ibu pemilik kost yang cerewet nauzubillah pasti sudah terlelap nyaman di atas kasur empuknya.

Matanya mengerling sekilas memastikan tidak ada makhluk bernyawa sadar mereka membuat suara sekecil decitan pada pintu baru saja ditutup sepersekian detik lalu. Kacau, aroma maskulin yang seharusnya ada bertransformasi menjadi bau amis tak sedap, bibir mahkluk di depannya memucat.

"Nachandra?" Naraya menepuk-nepuk kedua pipinya bergantian berharap segera direspon namun pemuda tampan ini kelihatan tidak tertarik untuk menjawab.

Luka memar di mana-mana, bibirnya yang biasa menampilkan senyum menawan kini diyakini mengeluarkan cairan kental kian mengering, kelopak matanya sedikit menghitam seperti sehabis dipukuli orang beramai-ramai.

Hatinya tak kuasa untuk bersikap biasa kali ini. Bendungannya runtuh di hadapan semestanya membiarkan kepalanya jatuh di dada bidang sang matahari, menyematkan emosi serta luapan amarah melalui perantara memukul-mukul dadanya lumayan keras.

Nachandra yang disakiti Naraya yang sakit hati. Selalu begitu.

"Sakit dikit, tapi nggak papa. Baru juga hujan, gue udah pernah ngelalui badai." Naraya nyaris tak sanggup berkomentar kelewatan sakit hati, sambil memikirkan kira-kira siapa yang tega menyakiti pemuda ini.

"Lo baik, Chan. Banget. Siapa sih yang tega jahatin orang kaya lo?" Badannya bergemetar menahan diri untuk tidak melampiaskan amarahnya lagi.

"Tinggal di apart gue malem ini aja." Suaranya parau seperti banyak kehilangan energinya malam ini.

Lantas mahasiswa psikologi itu menggeleng keras dikiranya bercanda lagi. Kenapa semua orang selalu menanggap dia sedang bercanda? Masa iya sih wajah tampannya kelihatan selawak itu?

"Serius, please. Sekali aja, Ra." Mana bisa Naraya tega setelah melihat kondisi mengenaskan Nachandra membuatnya tak ingin melepaskannya lagi sebab terlalu takut dia akan pergi.

Ibu Kota Jakarta telah melalui musim penghujannya menyambut baik dua insan yang mulai menemukan kebahagiaan dengan cara mereka sendiri. Kalau orang lain jelas belum tentu bisa membahagiakan kita, yang susah-susah menghibur diri ya, siapa lagi kalau bukan diri sendiri. Begitulah siklus berputar seterusnya.

Tidak butuh manusia lain untuk tinggal, apalagi dipercaya. Naraya berhasil menunjukkan senyum bahagianya kepada dunia, lengkap bersama manusia favoritnya, sedang menggandeng tangannya. Sekali-kali lah, sekalian olahraga ceritanya jalan kaki berkeliaran di malam hari menuju gedung apartemen sang lelaki.

Naraya menerawang sebelum pemiliknya membuka pintu unitnya tergesa-gesa, jelas takut dikira macam-macam mengingat mereka datang bersama. Mana satunya laki-laki satunya lagi perempuan, apa kata tetangga nanti?

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now