45. no options

91 28 49
                                    

Tidak disarankan membaca di siang hari. Masih biasa si tapi ya tetap sj ya xixi.

Aroma dan suasana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma dan suasana ... rasanya ini sangat familiar lalu saat terik matahari pagi muncul menyapa para mahkluk bumi dengan warna ceria berkilau di berbagai sudut pandang. Hari terbaik baginya di mana anak sekolahan akan banyak menghabiskan waktu bermain di luar rumah.

Perkarangan luas sebagai tanaman bermain.

Bunyi kicauan burung di mana-mana seakan sedang mengikuti tiap jalan langkah pastinya, menenangkan hati siapa saja saat melihat pemandangan indah ketika anak-anak mereka berlari kecil nampak bahagia dan tertawa keras memberikan energi positif nyata bagi para orang dewasa sedang rehat dari kejamnya dunia.

Perosotan, dan jungkit-jungkit di tengah taman bermain adalah permainan favorit setelah ayunan di sisinya. Gadis ini terjatuh saat seseorang yang tidak dikenali tiba-tiba mendorong punggungnya sengaja sesaat bangkit keinginan memukuli mereka urung sebab teringat pesan ayah.

"Kekuatanmu bukan untuk menyakiti orang lain, tapi untuk membantu mereka yang kesusahan."

Tawaan mereka laksana belanu menjerat batinnya, sayangnya gadis kecil ini malah salah mengartikan pesan singkat sang ayah. Tidak menyakiti bukan berarti tidak membela diri.

Ia mulai mengedarkan pandangannya mengabsen ke seluruh tempat upaya menemukan sesuatu memain-mainkan kuku jarinya bimbang rasanya ingin pulang saja.

Ma, Pa, Naraya takut.

Terpaku pada sesosok anak lelaki baru saja ia sadari dari tadi dia banyak diam mengayunkan kaki-kakinya kehilangan minat bermain sambil menatap kosong seolah pikirannya tidak berada di tempatnya.

Dengan seluruh keberanian yang tersisa setelah mendapatkan penolakan tak mengenakan dari anak-anak sebayanya akhirnya ia berlari kecil mendekat pelan-pelan. Lelaki itu mengenakan kemeja kecoklatan membuatnya terlihat tampan meskipun kulitnya lumayan gosong oleh sinar mentari.

Kepala anak itu langsung terputar menatapnya datar.

"Kamu punya temen?" Bertanya gamblang. Anak yang ditanya menggeleng tampak kelelahan.

"DDUARR!"

"HUWAAA!!"

Seorang anak lain mengejutkan si gadis dari belakang hingga refleksnya bersembunyi di balik tubuh yang baru diajaknya berkenalan sebab badannya ternyata lumayan tinggi sembari menetralkan degup jantungnya ia berpikir.

"Jangan takut, dia nggak gigit kamu kok," gumamnya suaranya lucu saat berbicara. Hati gadis itu menghangat lega.

"Aa-thu m-au dalan, m-mau itut?" Senyuman dua bocah lainnya mengembang meng-iyakan.

"Mau ke mana sih? Aku males pulang!" tolak lelaki di depannya menggeleng keras.

"N-nachandla, angan begitu, Mamana baikk kok. "

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang