56. Hampir

56 29 39
                                    

Hanya mengingatkan, part ini tidak ramah dibaca saat Anda puasa🌚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya mengingatkan, part ini tidak ramah dibaca saat Anda puasa🌚

Baru saja pulang dia langsung dihadiahi ayunan tinjuan tangan ke belakang sangat ekstrim mengejutkan tentu belum sempat diantisipasi hingga terdengar suara rintihan tertahan. Karena penasaran kepalanya pun langsung terputar menghadap ke arah sumber suara.

Perempuan ini memang luar biasa, seharusnya tak lagi heran.

Mati. Bukan. Sialan ini nyata.

Seketika pupilnya melebar melotot bagaikan tak sudi melepaskan pandangan lagi barang sedetikpun, butuh waktu cukup lama untuk sekedar beradu pandang dalam diam memastikan apa yang dilihat ini benar-benar nyata.

Bersamaan dengan degup jantung di rongganya berdetak jauh lebih cepat dari biasa seakan-akan ingin melompat keluar menghampiri sosok mahkluk langka di depannya sebab badannya kini malah terkunci kesulitan bergerak.

"SIAPA LO?!"

Naraya berlarian kecil meraih sapu ijuk di samping pintu sebagai senjata hendak melawan. Sebenarnya inginnya ini mendramatisir keadaan saja, ah tingkah usil Nachandra pasti turun pada dirinya sekarang, siapa yang harus disalahkan?

"Kamu nggak ingat?"

Agak aneh. Selain warna kulitnya yang semakin memutih tentu berbeda sejak terakhir bertemu, rambut keemasannya buat pangling perhatian dunianya serta cara berjalannya tampak sangat elegan bak model terkenal ketika mendekat. Agaknya ia lupa Nachandra memang punya bakat supermodel terpendam dalam diri.

Masih betah mengawasi merekam setiap pergerakan yang dilakukannya sembari mundur selangkah terlalu was-was padahal orang ini tak menunjukkan ancaman sama sekali. Selain berusaha meraih tubuhnya, entah mengapa dirinya harus merasa ketakutan sendiri ketika tangan besarnya berkali-kali mencoba menyentuh badan mungilnya.

"YA LO SIAPA SII?! SOK KENAL AMAT."

Sekarang tatapan mata lelaki itu berubah seperti om-om mesum yang hendak menculik perempuan untuk disekap lalu dilecehkan. Haha, pemikirannya memang serandom ini kala menantang.

"Minggir, njing!" Nachandra merentangkan kedua tangan bersiap menangkap mangsanya sampai gadis itu berlari terbirit-birit keluar rumah entah ke mana yang terpenting hidupnya tentram.

Dibandingkan pasrah ditangkap om-om mesum, gadis itu sibuk memikirkan banyak hal terbesit di otaknya cara agar tidak tertangkap dengan memanjat ke atas pohon jambu air di depan pekarangan rumah.

Bak monyet mahkluk kesayangan Nachandra itu saking lihainya. Dan dari atas sini ia berangsur melupakan keberadaannya tengah terancam, sangat santai memetik buah jambu sambil memperhatikan Nachandra sibuk mencarinya di bawah sana, menahan tawanya setengah mati.

"Ke mana si ni cewek," gerutunya mencari ke berbagai tempat. Lalu mengarahkan pandangannya ke atas menyadari sesuatu yang ganjal tersenyum miring.

Sedangkan di atasnya Naraya belum menyadari tempat persembunyian telah diketahui oleh pemangsa hanya menggigit menikmati surga dunia untuk beberapa sekon mendatang ia asyik memandangi bertapa banyak jambu memerah tampak menggiurkan.

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now