51. Hilang Arah

85 32 57
                                    

Menghilang beberapa pekan dari peradaban

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menghilang beberapa pekan dari peradaban. Ternyata tak seburuk bayangan, dan ponsel dibiarkan mati sampai detik ini. Barangkali suatu hari ia akan merindukan ruangan pribadinya atau paling tidak ya mengenang tempat bersejarah mengingatkan dirinya kepada kenangan manis bersama sang pujaan hati.

Ambil gerak cekatan bergegas merapihkan pakaian lalu memasukkan ke dalam koper, sedangkan beberapa barang berat lain seperti speaker, kulkas mini, lemari, serta lain-lain mungkin akan ditinggalkan begitu saja demi menghemat waktu dan tenaga tentunya.

Nachandra lupa kapan terakhir kali dia memegang ponsel sebab terlalu sibuk mencari kampus yang cocok dengan kriteria diinginkan demi kenyamanan jangka panjang. Lukas, sahabat karib semasa SMP membantunya sedikit-sedikit. Walaupun beberapa kali Farhan mengatakan pilihan terakhir adalah mengikuti keinginan sang ibu pergi ke Negeri Albion.

Terakhir mendapat kabar ternyata wanita yang dikenal mandiri itu benar nekat tinggal di sana sendirian sekarang tanpa adanya pengawasan dari siapapun. Biarlah memang keinginannya dan rasanya tak punya hak campur tangan. Benda itu akhirnya dinyalakan ia melirik notifikasi layar ponsel memelas.

-------

~Mama~

Jangan melawan, Mama akan daftarkan kamu di sini.

Cepat ke sini, Nachandra. Ngelawan terus mau kamu apa ha?!

Atau saya nikahkan kamu sekarang juga dengan Callista agar kamu tidak bisa macam-macam.

Chan

Kamu ke mana?

Pilihanmu tetap anak itu ya?

Nanchandra, saya begini karena Mama sayang kamu. Mama nggak mau kehilangan anak kesayangan Mama....

/read

-------

Begitulah isi deretan pesan yang terkirim pada waktu dan hari yang berbeda-beda. Lebih dari seminggu mengabaikan notifikasi yang masuk, ia menghela napas berat merasa bersalah sekaligus tidak tega, karena mau bagaimanapun juga wanita itu tetap ibu kandungnya sendiri.

Ia menghempaskan badan ke atas kasur menatap langit-langit cukup lama karena bimbang. Memejamkan mata sesaat meluangkan waktu untuk berpikir jernih menenangkan diri. Bunyi detak jam dinding mendadak terdengar jelas perlahan-lahan menyadarkan kesadaran mulai menipis.

Dering ponsel di samping bunyi bergetar di atas tangannya sedikit menggelikan, dengan gerak cepat mengangkat telpon lantas menempelkan ke telinga. Menunggu seseorang di sebrang sana berbicara namun ternyata yang ditunggu tak kunjung angkat bicara.

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Where stories live. Discover now