21 - DUTA INSPIRASI

208 22 0
                                    

"Kamu ngga sayang sama aku?" Jessica berkaca-kaca.

"Butuh waktu untuk itu" Rengga membalikkan badan, bersiap meninggalkan Jessica.

"Kamu punya janji sama aku. Ingat itu!!"

Rengga berhenti berjalan, namun sama sekali tak membalikkan badan untuk menatap perempuan dibelakangnya. Ia hanya menolehkan kepalanya ke samping dan melirik perempuan itu sebisanya.

"Ngga usah khawatir, aku ingat"

Rengga melanjutkan langkahnya meninggalkan gadis dengan rambut terurai itu.

****


Istirahat kedua memang waktu yang tepat untuk makan dan bersantai di kantin. Begitupun dengan Alena, ia menikmati makanannya seorang diri di meja makan yang terletak di ujung kantin.

"Boleh duduk?"

Satu kalimat pertanyaan yang berisi dari 2 kata itu sedikit mengagetkan Alena. Ia mendongakkan kepala, melihat siapa orang dibalik suara itu. Meskipun sebenarnya ia juga sudah tahu siapa orangnya hanya melalui suara berat yang menjadi ciri khasnya.

"Boleh banget, duduk aja Kak"

"Jahat banget ngga ngajakin makan bareng" keluh Netra sembari mengaduk minumannya.

"Iya maaf, aku kirain Kak Netra ke kantin sama tenan-teman kelas Kakak"

"Aku ngga punya teman di kelas. Cuma kamu satu-satunya teman aku" jawabnya ringan.

"Ngga mungkin kalau aku satu satunya teman Kakak. Pasti Kak Netra punya teman di kelas, iya minimal satu lah" ucap Alena tak percaya.

"Kebiasaan, kalau dikasih tahu suka ngeyel"

"Kak Netra beneran ngga punya temen di kelas?" tanya Alena mulai sedikit percaya.

"Hmm"

"Kalau boleh tahu kenapa Kak Netra ngga punya teman? Padahal kan Kakak baik banget, mustahil rasanya jika orang sebaik kakak ngga punya teman"

"Yang kamu lihat kan baru luarnya aja,  bagaimana dengan dalamnya? Lagipula kan kita juga baru kenal, kamu ngga tahu banyak tentang aku. Lambat laun kamu akan tahu semuanya, tenang aja"

"Kak Netra ngga usah sok misterius deh" Alena menanggapi Netra agak bercanda.

"Aku serius Alena. Ada banyak rahasia tentang aku yang belum kamu ketahui"

"Kasih tahu aja sekarang" pinta Alena.

"Ngga bisa!!" Netra menolak permintaan Alena.

"Kenapa ngga bisa?"

"Aku ngga bisa ngasih tahu kamu sekarang.  Besok-besok juga kamu bakal tahu sendiri kok" Netra mengunyah makanannya.

"Kapan?"

"Kapan-kapan"

"Kapan-kapan itu kapan?"

"Iya kapan-kapan Alena" Netra menghela napas.

"Iya tapi kapannya kapan?" Alena terus mengotot.

"Kok kata kapan jadi terdengar aneh ya" Netra mengerutkan kedua alisnya.

"Iya ih, jadi aneh di telinga aku" Alena menambahkan.

"Kamu sih"

"Loh kok jadi Alena yang salah?"

"Yaudah nggajadi, aku aja yang salah. Kan cewek ngga pernah salah ya"

Alena menyeringai melihat Netra yang mengalah dan mengakui kesalahan yang sebenarnya bukanlah sebuah kesalahan.

Netra dan Lukanya (TELAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora