28 - BANGUN DARI KOMA

208 23 0
                                    


"Besok? Engga bisa sekarang?"

"Maaf, ngga bisa kak, ini sudah malam"

"Tapi saya butuhnya sekarang loh mba!"

"Ada apa ini rame-rame??" terdengar suara perempuan dari arah belakang.

Netra dan Alena pun membalikkan badan.

"Nyonya?"

"Ada apa ini?" tanya Nyonya Yana menghampiri 2 remaja itu.

"Nyonya benar, gunting dalam selimut itu memang ada. Saya sudah tahu siapa pelakunya. Sekarang saya butuh bantuan Nyonya, saya butuh rekaman cctv vila ini untuk membuktikan siapa yang bersalah"

"Heh anak muda, rekaman cctv itu bukan rekaman sembarangan. Ngga bisa diminta seenaknya. Itu privasi kita!!"

"Nyonya, ini demi kebenaran! Satu-satunya jalan untuk mengungkap masalah ini hanya rekaman itu!!" sahut Netra.

"Tapi maaf, saya ngga bisa kasih rekaman itu begitu saja. Ini sudah larut malam, sebaiknya kalian kembali ke kamar dan beristirahatlah!!" ucap Nyonya Yana sembari membalikkan badan.

"Nyonya dibayar berapa sama Jessica?"

Pertanyaan yang terlontarkan dari mulut Alena ini berhasil menghentikan langkah sang pemilik vila ini. Alena menyejajarkan tubuhnya dengan Nyonya Yana yang sudah berada beberapa langkah didepannya.

"Kenapa kamu berani bicara seperti itu?"

"Kan saya sudah bilang, kalau saya sudah tahu siapa pelakunya. Dan saya yakin Nyonya juga tahu mengenai hal ini. Tapi yang mengherankan adalah kenapa Nyonya ikut menutupi kasus ini? Mungkin jawabannya adalah uang sogokan dari Jessica. Benar kan Nyonya?"

"Kamu jangan macam-macam sama saya ya!!" Nyonya Yana memberi peringatan sembari menunjuk gadis yang berdiri di hadapannya.

"Nyonya, saya kesini untuk menyelesaikan masalah. Bukan membuat masalah. Saya mohon sama Nyonya. Teman saya masih terbaring melawan sakit selama 3 bulan.  Ia membutuhkan keadilan saat ini, dan kunci keadilan ada di tangan Nyonya. Saya ngga tahu harus minta bantuan sama siapa lagi kecuali sama Nyonya" ucap Alena lirih.

Nyonya Yana terdiam sejenak, "Baiklah"

Rentetan kalimat dari Alena berhasil mengetuk hati nurani Nyonya Yana. Akhirnya sang pemilik vila itu merasa iba dan mau memberikan rekaman cctv itu pada dua anak muda yang datang ke vilanya malam ini.

"Terimakasih Nyonya"

"Sama-sama. Pulanglah, lekas tegakkan keadilan!!"

Alena mengangguk.

"Kalau begitu kami pamit dulu"

"Alena...." panggil Nyonya Yana menghentikan langkah kedua anak muda itu.

"Iya nyonya?"

"Tolong jangan ungkit mengenai uang sogokan itu ya. Dan jangan sangkut pautkan kami dengan kejadian itu. Jangan tuntut vila ini" pinta sang pemilik vila.

Alena mengangguk, "Pasti, kalian semua orang baik. Sudah sepantasnya diperlakukan dengan baik"

Nyonya Yana tersenyum lebar begitu mendengar jawaban dari gadis itu.

"Sampai bertemu kembali Alena"

"Baiklah, kami pergi dulu. Mari!!"

Alena dan Netra bergeges masuk ke dalam mobil usai berpamitan dengan Nyonya Yana.

"Makasih ya kak" ucap Alena setelah menutup pintu mobil.

"Buat?"

"Udah mau nganterin Alena dan bantu nyari bukti"

Netra dan Lukanya (TELAH TERBIT)Место, где живут истории. Откройте их для себя