20 - MELEMPAR MASALAH

204 22 0
                                    


"Ada lagi Pak, saya memasang dash cam di mobil. Akan saya tunjukan cuplikannya"

Netra memutar rekaman yang diambil dari dash cam mobilnya.

"Disini ada sebuah mobil warna hitam yang terus mengikuti saya. Kebetulan waktu di tempat parkir mobil itu parkir tepat di belakang mobil saya. Jadi kita bisa tahu siapa orang dibalik mobil itu melalui rekaman ini"

Semua orang menyaksikan video secara seksama. Begitu terkejutnya saat dilihatnya Rengga dan Jessica yang keluar dari mobil hitam itu.

"Jessica?"

Semua orang terdiam melihat semua penjelasan dari Netra. Mereka tak menyangka bahwa Jessica sudah mempermainkan kepercayaan yang sudah mereka berikan.

"Ada satu hal yang perlu saya luruskan kembali, waktu itu Alena pernah dituduh mengunci Jessica di kamar mandi. Sebenarnya itu bukanlah ulah Alena melainkan ulah Jessica sendiri. Dia mengunci dirinya sendiri dan membuat keadaan seolah-olah Alena lah yang bersalah"

Alena terkejut mendengar rentetan kalimat yang diucapkan Netra. Bahkan semua yang dijelaskan tak pernah diceritakan Netra padanya.

"Apa buktinya?" tanya seorang juru meragukan.

"Saya punya rekaman dimana Jessica merencanakan hal ini"

Sontak kedua mata Jessica terbelalak sempurna, terkejut atas apa yabg diucapkan pria itu. Bagaimana bisa? Rekaman apa? Jessica terus terbelenggu kebingungan.

Netra memutar sebuah rekaman dari ponselnya. Terdengar suara Jessica dan Felli yang tengah merencanakan sesuatu, tepatnya sesuatu yang memojokkan Alena.

Semua orang di ruangan itu terkejut, begitupun dengan Alena. Ia bingung, bagaimana bisa pria itu mendapatkan semua bukti dari perbuatan Jessica.

"Jessica, ini benar-benar sudah kelewatan!"

Jessica tertunduk usai mendengar gertakan dari salah satu juri. Malu, ia benar-benar merasa malu saat ini.

"Saya kecewa sama kamu Jessica, bisa-bisanya kamu membalikkan fakta sehebat ini" sahut juri yang lainnya.

"Setelah melihat semua kebenaran yang ada, apakah Alena masih bisa melanjutkan kompetisi ini?" tanya Netra.

Para juri melemparkan pandangan satu sama lain. Layaknya orang yang memiliki mata batin, mereka langsung bisa memahami dari sorot mata yang diperlihatkan.

"Terimakasih nak, kamu sudah berhasil mengungkap kebenaran. Tak perlu khawatir, Alena tidak jadi didiskualifikasi, ia bisa kembali melanjutkan kompetisi ini"

Seketika senyum Alena merekah cukup lebar, ia tak menyangka jika Netra benar-benar bisa membuatnya kembali melanjutkan kompetisi ini.

"Terimakasih Pak"

"Dan untuk kamu Jessica. Kamu didiskualifikasi!!" tegas salah satu juri.

"Diskualifikasi?" ucap Jessica bergetar.

"Semua perbuatan kamu tidak bisa dimaafkan dalam kompetisi ini. Jadi dengan terpaksa kamu harus kami diskualifikasi"

"Baiklah saya rasa cukup sekian dan kalian semua boleh keluar" tambah sang dewan juri.

Jessica menghentakkan kakinya kesal. Kali ini semesta kembali tak berpihak padanya. Dan keadaan kembali memojokkannya. Ia keluar dari ruang guru dengan penuh amarah. Di sepanjang perjalanannya menuju kelas ia terua menghentakkan sepatunya dengan keras. Sesekali ia menendang benda yang dilewati seperti tempat sampah.

****


"ANJING!!"

Jessica menggebrak meja dengan cukup keras sembari mengumpat. Ke-empat temannya; Felli, Rengga, Jefan, dan Brama sontak berdiri melihat Jessica yang kembali ke kelas dengan dua tanduk yang tertancap di kepalanya.

Netra dan Lukanya (TELAH TERBIT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin