Chapter (2)

2.4K 183 3
                                    

Kai menggerakkan kelopak matanya, cahaya menyilaukan mengganggu tidurnya. Perlahan kelopak dengan bulu mata lentik itu terbuka sepenuhnya.

"Eunghh," lenguh Kai seraya mendudukkan dirinya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing, mungkin karena ia tidur jauh dari jamnya.

Bibir mungil itu terbuka lebar, menguap dengan tangan menggaruk-garuk kepalanya. Dilanjutkan dengan sebuah peregangan ringan, membuat suara krek dari otot-otot yang kaku.

Kai menatap sekeliling, mata sipitnya masih belum menyadari bahwa dirinya tidak lagi berada di tempat semula. Setelah beberapa menit lamanya, mata sipit Kai terbuka lebar, baru ia sadari tempatnya kini bukan di kamarnya.

Kai tertegun dengan mulut terbuka, tempat yang ia tempati bukanlah kamarnya. Suasana asing, Kai tidak sama sekali mengenal ruangan bernuansa soft brown ini.

"Astaga! Aku ada dimana ini?" ucap Kai setengah frustasi.

Rambutnya ia acak-acak saking bingungnya. Sinar matahari tidak ia pedulikan.

Yang ia pedulikan kini adalah; tempat apa ini? Dan dimana ia berada sekarang?

Tempat asing, kamar asing, suasana asing, semuanya asing. Kai tidak mengetahui tempat siapa ini.

Cleak

Tiba-tiba pintu cokelat susu itu terbuka pelan, menampilkan sesosok wanita dewasa dengan sebuah senyuman hangat. Kening Kai mengernyit dalam, sama sekali tidak mengenal siapa wanita itu, jangankan mengenal, pernah melihatnya saja tidak.

"Kai, udah bangun? Cepat siap-siap sekolah, nanti telat. Kalo udah selesai langsung turun buat sarapan ya." Setelah mengatakan itu, si wanita menutup lagi pintunya.

Tidak menyadari kalau wajah Kai sudah pucat pasi. Bibir setengah tebal itu melengkung ke bawah.

Kai takut, sekaligus heran.

Tidak ingin berlama-lama seperti orang bodoh, Kai beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, Kai membasuh dirinya dengan asal, begitupun saat memakai seragam sekolah yang sudah disiapkan di atas kasur.

Seragam ini bukan seragam sekolahnya, ini seragam anak SMA sedangkan Kai saja masih duduk di bangku SMP. Selesai bersiap-siap, Kai segera turun untuk ikut sarapan seperti yang sudah wanita tadi perintahkan.

Sesampainya di lantai bawah, Kai kembali terkejut. Ini rumahnya, tapi mengapa kamarnya berbeda? Dan siapa pasangan wanita dan pria dewasa di meja makan itu?

"Kai? Kenapa diam di sana? Cepat sini, sarapan!" wanita itu kembali bersuara, kaki Kai berjalan perlahan menghampiri mereka.

"Duduk, ini makan. Mama udah masak makanan kesukaan kamu." Kai menoleh cepat pada si wanita.

Matanya berkilat tak percaya. Tadi dia bilang Mama? Dan makanan kesukaan?

Mata bulatnya beralih pada hidangan di depannya, memang benar. Semua makanannya adalah kesukaannya.

"Ada apa Kai? Kamu gak suka masakan Mama kamu?" kali ini suara dalam si pria di hadapannya menginterupsi.

Kai menelan ludah susah payah, kata 'Mama' entah mengapa membuatnya aneh.

"Papa gak mau terlambat ke kantor cuma karena kamu lama sarapannya, ya!" si pria kembali bersuara, kali ini ucapannya penuh intimidasi. Seolah memerintah yang perintahnya tidak bisa dibantah.

"Papa, Mama?" suara Kai membuat atensi dua orang dewasa di sana teralihkan pada si remaja.

"Kenapa sayang?" tanya si wanita, sedangkan pria itu hanya mengangkat alisnya bertanya.

Broken Home FailedWhere stories live. Discover now