Chapter (28)

593 55 3
                                    

Kai melangkah pelan di koridor yang lumayan ramai akan lalu-lalang siswa dan siswi. Bel istirahat sudah berbunyi dan kali ini Kai tidak pergi ke kantin seperti biasanya.

Kai memilih pergi ke perpustakaan, tempat yang selama ia berada di zaman muda Papa dan Mamanya tidak sama sekali Kai pijaki. Selain karena Regan yang jarang mengajaknya ke perpustakaan, alasan lainnya adalah Kai tidak begitu tertarik pada perpustakaan.

Tapi, kali ini ia ingin menemui seseorang. Yang katanya berada di perpustakaan sejak bel istirahat berbunyi.

Sesampainya di perpustakaan, seperti dugaan Kai. Tempat yang tidak begitu besar suasananya sangat-sangat hening.

Tidak ada orang lain selain seseorang yang ingin dijumpai Kai. Maka tanpa basa-basi Kai menarik kursi di hadapan pemuda itu.

Dapat Kai lihat jika dia agak tersentak karena kedatangannya tanpa suara sama sekali. Dia mendongak, begitu tahu orang yang duduk di hadapannya adalah Kai, seulas senyum dia berikan.

"Oh, Kai. Tumben ke sini, ada apa? Mau belajar?" tanyanya sembari meletakkan pulpen di tangannya.

"Udah gak ada pelajaran, kita masuk juga gak ngapa-ngapain. Terus, kenapa Yova masih suka belajar?"

Tidak memberikan jawaban, melainkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Kai. Yovaleno tampak biasa menanggapi Kai, ia malah memberikan senyum manis.

"Emang belajar cuma dilakuin pas ada pelajaran aja?"

"Enggak, sih. Hehehe."

"Ada apa ke sini?" Yovaleno mengulang pertanyaannya lagi, menghentikan tawa kikuk dari Kai.

"Gak ada apa-apa. Tapi, pulang sekolah Yova sibuk gak?"

"Itu namanya ada apa-apa, Kai. Enggak, aku gak sibuk. Eum, paling jam empat nanti aku harus pergi kerja."

"Oke, kalo gitu Yova tunggu Kai, ya pulang sekolah." Mendengar kata 'tunggu' agak membuat Yovaleno berpikir keras.

Agaknya ia sedikit trauma akan kata 'tunggu' apalagi 'tunggu sepulang sekolah'. Pengalaman sebelum-sebelumnya yang berakhir Yovaleno menunggu hingga larut membuat Yovaleno sedikit tidak percaya. Takut-takut nanti Kai melupakan janjinya, dan meninggalkan Yovaleno sendirian di sekolah sampai malam.

"Kenapa? Katanya Yova gak sibuk, kok, mikirnya lama?"

Tersadar dari pikiran panjangnya, Yovaleno mengangkat kepalanya lagi. "Oh, enggak. Iya, aku bisa ... Tapi—"

"Tapi, apa?"

"Tapi, kamu beneran bakal dateng, kan? Kamu yang buat rencana dan ngajak aku, kalo misalnya gak jadi kamu hubungin aku biar aku enggak nunggu di sekolah terlalu lama," ucap Yovaleno hati-hati. Ia tidak bermaksud jahat atau menyinggung Kai, ia hanya berjaga-jaga agar tidak pulang terlalu malam.

"Iya, Kai janji, kok! Gini aja, nanti kayaknya kita bakal di pulangin cepet. Kai bakal nyusul ke kelas Yova, biar Yova enggak perlu nunggu."

"Oke, emang ada apa, Kai?" Kai hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Yovaleno yang kentara sekali sarat penasaran.

"Kai pengen ngomong sama Yova aja. Ya udah, Kai pergi dulu. Bye, Yova!" dengan begitu Kai berjalan cepat keluar dari perpustakaan, meninggalkan Yovaleno kebingungan akan maksud Kai yang tidak dijelaskan secara rinci.

Mengangkat bahunya acuh, Yovaleno kembali sibuk pada bukunya. Tidak memperdulikan ucapan Kai tadi, pikirnya nanti juga ia akan tahu apa yang ingin dibicarakan Kai.

.

.

.

.

Broken Home FailedWhere stories live. Discover now