Chapter (24)

717 55 1
                                    

"Ini buat kalian."

"Eh, apa nih?"

"Cookies, semalem aku buat."

"Wah, keliatannya enak. Thanks ya."

"Sama-sama, dibagi juga ke temen-temen kamu."

"Siap!" Krisna pergi dengan kotak cookies nya, Yovaleno tersenyum dan melihat satu kotak lagi. Ia berniat akan memberikannya pada Harith sebagai permintaan maaf karena tidak mengabari kalau ia pulang duluan.

.

.

.

.

Yovaleno mengikuti Harith yang melangkah kearah belakang sekolah. Sampai di pertigaan lorong Harith menghilang.

Bingung akan memilih kanan atau kiri, setelahnya kaki Yovaleno bergerak sendiri kearah kanan. Menuju halaman luas yang terbengkalai, tapi masih layak ditempati.

Dan benar, Harith berada di sana. Duduk di atas sebuah tumpukan kayu bekas pembangunan sekolah tiga tahun lalu, dan dia sedang ... Merokok?

Yovaleno kira Harith tidak merokok, hanya Kevan yang seperti itu. Namun, nyatanya mereka dalam satu circle sama saja.

"Harith!" panggil Yovaleno. Harith menoleh pada Yovaleno sekilas, lalu kembali sibuk menghisap nikotin di bibirnya.

"Harith. Kamu ngerokok?"

"Urusan sama lo?"

"Haha, enggak, sih. Kaget aja kamu ngerokok ... Oh iya, aku ada ini. Cookies, semalem aku buat dan aku mau—"

Plak!

Tangan Yovaleno yang terulur memberikan kotak cookies ditepis kasar. Membuat cookies cokelat itu berhamburan ke tanah.

"Harith?" mata Yovaleno bergetar, menatap cookies buatannya terbuang sia-sia.

"Ngapain lo di sini?! Pergi sana!"

"Kamu ... Kenapa?"

"Kenapa? Bukannya kemaren udah gue bilang tungguin gue!"

"Tapi, aku nunggu kamu lam—"

"Alah! Bilang aja lo mau bareng si Kevan, kan?!"

"Apa? Enggak aku—"

BRUK!

Tubuh Yovaleno didorong hingga terjatuh mengenai tumpukan kayu. Membuat tangan dan kakinya terbentur benda keras itu. Tidak puas akan jatuhnya Yovaleno, Harith menendang tulang kering Yovaleno dengan rasa kesal.

"Aaakkkhh! Harith sakit, hiks!"

"Pelajaran buat lo udah bikin gue kesel!" setelah itu Harith pergi meninggalkan Yovaleno yang dalam keadaan mengenaskan.

Yovaleno menangis tanpa suara, kakinya terkilir ditambah tendangan Harith tadi menambah rasa sakitnya. Dengan gerakan pelan, Yovaleno memunguti cookies nya yang berserakan di tanah.

Memungutnya satu persatu dan dimasukan ke dalam kotak.  Berdiri susah payah untuk kembali ke kelas karena bel sudah berbunyi.

Berjalan menumpu pada dinding untuk membantunya melangkah, mendongak dan menatap anak tangga yang seperti menara tinggi. Yovaleno mulai pening hanya menatap anak tangga yang jumlahnya banyak, mengurungkan niatnya kembali ke kelas, Yovaleno memilih pergi ke UKS untuk mengobati lukanya.





****





"Eh, Rith. Dari mana?" Yves bertanya ketika temannya itu datang ke dalam kelas dalam keadaan napas memburu.

Broken Home FailedWhere stories live. Discover now