EP.4 | Part 3

291 27 0
                                    

Beberapa hari yang lalu Pat meminta Ink untuk merahasiakan bahwa dirinya dan Pran sudah saling mengenal sejak kecil, karena keduanya kebetulan kuliah di Fakultas yang menjadi musuh bebuyutan sejak dulu. Ink menyetujui permintaan Pat dengan syarat Pat bersedia menjadi foto model produk milik temannya.. Pat tidak merasa keberatan melakukannya, terlebih ia menyukai saat-saat dirinya berdekatan dengan Ink seperti ini.

Sore hari telah tiba saat sesi pemotretan produk yang harus Pat jalani akhirnya selesai sudah. Mereka melakukan foto bersama menggunakan ponsel yang dipegang oleh Jam. Di belakangnya, Ink merangkul pundah kakak beradik Pat-Pha.

"Yeay!" Mereka berseru berbarengan dalam sekali jepretan.

"Pekerjaan selesai, yaiy!" Ink bersorak diikuti tepuk tangan oleh Pha.

"Terima kasih banyak, Pat. Kakak akan menandai Pat di post IG setelah produk diluncurkan." Jam mengucapkan terima kasih dengan sopan.

"Tolong jangan, kak. Orang-orang hanya akan melihat foto-fotonya yang bagus." Kata Pha menyela.

"Itu kasar." Balas Jam dengan nada femininnya sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi pandangannya. "Aku harus pergi." Katanya kemudian pergi dari hadapan mereka bertiga.

"Terima kasih, Pat." Ink mengucapkan terima kasihnya sekali lagi pada Pat.

"Tidak masalah." Kata Pat santai.

"Kalau begitu, Pha pulang juga, ya." Pamit Pha mulai melambaikan tangannya.

"Loh! Tunggu! Kamu kenapa tidak ikut makan bersama kami dulu?" Ink berusaha menahan Pha yang mulai berjalan mundur. "Ini traktiran kakak," lanjut Ink merangkul bahu Pha yang hanya setinggi bagian bawah telinganya.

"Ya. Ikutlah dengan kami dulu." Kata Pat akhirnya, mau tidak mau mengajak adiknya meskipun sebenarnya ia hanya ingin berduaan dengan Ink. Mau bagaimana lagi? Ink yang meminta.

"Sebaiknya tidak. Pha sedang banyak PR. Dan Papa perlu menggunakan mobil juga." Pha mencari-cari alasan untuk tetap pergi.

"Kalau begitu, kakak akan memberimu beberapa baju. Lalu tolong Pha tag ke toko teman kakak ketika Pha mempostingnya." Ink melepaskan rangkulannya pada Pha.

"Tentu saja," jawab Pha sambil mengangguk sopan.

"Oke, tunggu sebentar, ya." Ink lalu mulai melangkah pergi. "Jam!"

Sepeninggalan Ink, Pha mulai mendekati kakaknya dan berbisik. "Aku membuka jalan untukmu, loh, kak!"

"Apa? Jangan bertindak seolah-olah kamu tahu banyak hal." Sahut Pat setengah berbisik.

"Oho. Kamu sebegini jelasnya. Siapapun bisa tahu itu." Pha yang hanya setinggi bahu kakaknya berbicara sambil mendongak.

"Kalian berdua lagi ngomongin aku?" Ink datang dengan paper bag berisi beberapa helai baju di tangannya dan memberikannya kepada Pha.

"Apa? Tidak." Pat berkata malu-malu.

"Tidak," jawab Pha sopan lalu berpamitan. "Pha pulang dulu, ya. Bye-bye."

"Bye-bye. Hati-hati di jalan, ya." Ink mengusap puncak kepala adik Pat lalu melambaikan tangan mengiringi kepergiannya.

"Iya. Hati-hati." Imbuh Pat datar.

"Nikmati makan malam kalian." Pha berkata menggoda sambil melangkah pergi meninggalkan Pat dan Ink.

"Ada apa dengan adikmu?" Ink melipat kedua tangannya di dada.

"Aku pun tidak tahu. Dia sedang dalam suasana hati yang baik sepertinya." Sahut Pat.

***

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Onde histórias criam vida. Descubra agora