EP.9 | Part 2

317 15 0
                                    

Malam ini, Pat-Pran dan Ink-Pha makan malam hotpot bersama di asrama Pat.

"Aku buka sekarang, ya." Tangan Pat sudah memegang tutup panci hotpot dan bersiap untuk membukanya. "Ini mungkin akan membakar kakiku. Aku tidak bisa membukanya."

"Biar aku yang membukanya." Pran siap untuk mengambil alih.

"Tidak. Seharusnya aku yang menjagamu."

"Huh. Kakak membuat bingung." Pha mulai protes. "Benar-benar membingungkan, dua orang yang selalu bertengkar akhirnya berkencan."

"Ya, Pran merayu kakak."

"Siapa yang merayu siapa sebenarnya?" Pran bertanya sambil meletakkan sepasang sumpit ke mangkuk Pat. "Jangan membodohi dirimu sendiri." Pran mengetuk kepala Pat dengan sumpitnya, Pat lalu membalasnya, sehingga Pran kembali membalas sekali lagi.

"Jadi, kamu pernah bilang kamu menyukaiku. Itu benar atau berbohong?" Tanya Ink penasaran.

"Aku tidak berbohong. Aku memang menyukaimu saat itu. Itu benar, kamu bisa bertanya pada Pran. Aku juga memberitahunya."

"Umm." Pran mengangguk sambil memasukkan beberapa sayuran ke panci. "Benar, dia pernah memberitahuku tentang itu. Tapi saat itu aku juga menyukai Ink, loh."

"Beneran? Aku benar-benar merasa sangat cantik." Ink mulai tersipu.

"Sebagai teman." Pran melanjutkan kalimatnya yang ternyata belum selesai.

"Apa? Itu kejam!" Seru Ink membuat Pat tertawa puas. "Jadi kapan kalian berdua berubah pikiran?"

"Sebenarnya aku tidak bisa mengatakan kapan tepatnya. Aku bahkan tidak tahu pasti kapan aku berubah. Atau mungkin aku sudah menyukainya seperti ini sejak lama. Tapi aku baru menyadarinya."

Pran mencebikkan bibir bagian bawahnya mendengar pengakuan Pat.

"Apa?" Pat menyadarinya.

"Tidak. Kamu mengatakannya dengan benar. Aku tidak mengatakan apa-apa, loh. Tapi siapa yang tahu? Suatu hari nanti aku mungkin menyukai perempuan."

"Bagus, itu sangat menguntungkan." Sergah Ink.

"Benar, kan?" Pran menyunggingkan senyumnya.

"Kamu sangat pintar." Puji Ink.

"Akupun juga. Aku tidak mempermasalahkan jenis kelamin, aku suka semuanya. Tapi kamu tidak bisa." Pat memalingkan wajahnya ke wajah Pran. "Karena kamu sudah sangat tergila-gila padaku."

"Ya ampun. Pha pikir kakak akan seperti... 'Biasanya saya suka perempuan, tapi Pran adalah satu-satunya pria yang saya sukai'." Pha membuat suara menirukan laki-laki.

"Huihhh. Sekarang saya hanya menyukai Pran seorang." Pat mulai menggoda kekasihnya.

"Hanya sekarang?" Pran menantang mata galak Pat.

Pat yang tidak tangan mulai menggigit bibir bagian bawahnya sendiri menahan gemas.

"Hentikan. Siapa yang tergila-gila akan siapa di sini sebenarnya?" Ink menginterupsi.

"Dia." Pran dengan cepatmenunjuk Pat.

"Kamu."

"Kamu, lah."

"Kamu tergila-gila padaku."

"Kamu yang tergila-gila padaku duluan."

"Kamu kalah."

"Kamu merayuku duluan."

"Kamu yang melakukannya pertama kali."

"Kamu lah yang melakukannya."

BAD BUDDY SERIES (Hanya Teman)Where stories live. Discover now